Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, kembali menjadi sorotan tajam. Meski dikenal sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan, kenyataannya proyek ini justru meninggalkan jejak kerusakan yang serius dan beban berat bagi masyarakat sekitar.
Alih-alih memberikan manfaat yang maksimal, PLTMH ini dituding mengabaikan aspek lingkungan dan kepentingan warga secara serius. Tembok penahan tebing yang dibangun hanya terbatas di area PLTMH menyebabkan ketidakstabilan aliran sungai, memicu erosi tanah yang merusak kebun warga, serta mengancam mata pencaharian mereka. Ketika sungai dikelola secara setengah hati, rakyatlah yang harus menanggung akibatnya. Kami menilai pembangunan tanpa mitigasi lingkungan yang baik sama dengan menjadikan masyarakat sebagai "kelinci percobaan" dalam eksperimen energi yang gagal.
Oleh sebab itu kami mendesak supaya:
1. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan pihak terkait segera turun tangan melakukan normalisasi sungai secara menyeluruh, bukan parsial.
2. Transparansi dan akuntabilitas penuh atas seluruh proses pembangunan PLTMH, agar rakyat tahu apa yang sebenarnya terjadi di tanah mereka.
3. Jaminan pemulihan lingkungan dan kompensasi bagi masyarakat yang terdampak, sebelum dampaknya meluas dan menimbulkan kerugian lebih besar.
Energi terbarukan seharusnya membawa manfaat dan kebaikan, bukan mengorbankan warga yang justru menjadi korban dari proyek yang tidak berkelanjutan. PLTMH harus menjadi solusi cerdas menuju masa depan, bukan menimbulkan masalah baru yang mengancam lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Kami, mahasiswa dan masyarakat Gayo Lues, akan terus bersuara lantang dan konsisten sampai mitigasi nyata benar-benar diwujudkan secara tuntas. Karena masa depan Gayo Lues bukan hanya soal listrik yang menyala, tetapi juga tanah yang subur, sungai yang tetap hidup, dan rakyat yang berdaulat penuh atas lingkungan mereka sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
