Siapa bilang kerja remote itu enak terus? Memang bisa kerja dari rumah sambil ngopi di teras, tapi buat seorang software engineer, kerja remote juga bisa jadi ujian besar soal tanggung jawab dan etika kerja.
Saat ini, dunia Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) sedang mengalami perubahan besar. Sejak pandemi, banyak perusahaan memilih sistem kerja remote atau hybrid — bahkan ada yang sepenuhnya tanpa kantor! Tapi, justru di sinilah letak tantangannya: bisakah kita tetap profesional ketika tidak diawasi langsung?
Sebagai orang yang mengamati dan terlibat di dunia perangkat lunak, saya percaya bahwa profesionalisme bukan soal duduk di meja jam 9 pagi. Tapi soal bagaimana kita menyelesaikan tugas, menjaga komunikasi, dan tetap menghargai waktu serta kepercayaan tim.
Masalah Paling Nyata: Komunikasi & Disiplin
Bayangkan, satu tim terdiri dari lima orang — satu di Jakarta, satu di Bandung, dua di luar negeri, dan satu lagi kadang sinyalnya putus-putus. Kalau gak ada komunikasi yang rapi, bisa-bisa proyek molor atau salah arah.
Di sinilah peran komunikasi yang jelas, singkat, dan saling menghargai jadi penting. Bukan berarti harus sok formal, tapi setiap anggota tim harus tahu apa yang dikerjakan, kapan selesai, dan apa kendalanya. Jujur soal progres juga bagian dari profesionalisme.
Keamanan dan Etika di Rumah Sendiri
Kerja dari rumah bukan berarti boleh semaunya. Banyak yang lupa bahwa perangkat lunak kadang berisi data penting — data pengguna, dokumen proyek, bahkan akses sistem.
Etika kerja profesional menuntut kita untuk tetap menjaga kerahasiaan, tidak asal share file, dan tahu kapan harus bilang “ini sensitif, gak bisa dibuka sembarangan.” Bahkan kerja dari kafe pun bisa bahaya kalau pakai Wi-Fi umum tanpa perlindungan.
Profesionalisme Itu Soal Sikap, Bukan Status
Gelar atau posisi bukan jaminan seseorang profesional. Yang menentukan adalah sikap saat bekerja — apakah tetap komitmen meski tidak diawasi? Apakah tetap berkontribusi walau dari jarak jauh? Apakah bisa menerima masukan dari rekan kerja secara dewasa?
Kerja remote itu seperti ujian terbuka. Gak ada guru yang ngawasin, tapi jawabannya tetap harus benar. Dan dalam dunia RPL yang serba cepat dan kolaboratif, profesionalisme adalah mata uang paling berharga.
***
Remote work memang fleksibel, tapi juga penuh tantangan. Profesionalisme dalam dunia software engineering bukan lagi tentang jam kerja tetap, tapi tentang tanggung jawab yang dijalankan dengan jujur dan konsisten — di mana pun kita bekerja.