Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Sesuatu dari Sisi Lain, Sebuah Jalan Menuju Kebijaksanaan

13 Januari 2020   20:28 Diperbarui: 13 Januari 2020   20:34 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pikrepo.com/ffoqe/impossible-and-possible-street-signage

Kita tidak pernah tahu secara pasti apa yang terjadi di luar sana sampai kita diberi kesempatan untuk menyaksikannya sendiri. Hal ini sama dengan komentar yang saya dengar di musim dingin yang hangat saat saya mengawali kehidupan di Oulu. Ternyata, ketidaknyamanan orang lain itu telah menolong saya melewati musim dingin dengan sukacita.

Penutup

Kita sering tergoda untuk mengatakan sesuatu tanpa mencoba melihat dari sisi yang lain. Ketika seseorang tidak bisa 'menikmati' musim dingin yang ternyata cuma ada sedikit salju atau suhunya yang 'kurang' dingin, ternyata ada beberapa orang yang tertolong dengan situasi ini.

Ketidakmampuan untuk melihat sesuatu dari sisi yang lain bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Contoh, seseorang menelepon temannya tetapi justru telepon itu ditolak. 

Dia langsung berpikir bahwa temannya itu membencinya. Benarkah? Bagaimana jika ternyata temannya itu sedang ada rapat penting dan terganggu dengan teleponnya? Bagaimana jika temannya sedang menunggui orang sakit dan dering telepon itu bisa menggangggu pasien? OK, dering bisa dimatikan, tetapi bagaimana jika dia lupa caranya karena situasi yang tidak normal?

Kemampuan melihat sesuatu dari sisi yang lain bisa membuka jalan kita untuk menjadi orang yang lebih bijak. Bijak dalam bersikap, bijak dalam berkomentar, bijak dalam menghadapi berbagai permasalahan. 

Hal ini juga dapat dikaitkan dengan kemampuan untuk memikirkan kemungkinan POSITIF yang lain. Tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Memang lebih mudah untuk memikirkan sesuatu yang negatif, apalagi terhadap orang yang tidak disukai. Namun, mencoba memikirkan alternatif lain yang positif akan memberikan situasi yang berbeda.

Bayangkan, berapa banyak konflik yang bisa dihindari tatkala kita mengedepankan kemungkinan positif lain yang bisa terjadi. Kita tidak terjebak dalam situasi yang menghakimi orang lain. Tatkala kita mencoba memahami sesuatu dari sisi yang lain, maka kita tidak langsung menghakimi orang lain terkait dengan situasi yang ada.

Jadi, mengapa kita tidak mencobanya?

Salam kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun