Kasus 2: Bagaimana mempersiapkan para peneliti?
Jika semua pendidikan diarahkan untuk memasok industri, maka bagaimana dengan peneliti? Saya sering mendengar komentar yang mengatakan bahwa ada beberapa kuliah yang tidak penting karena tidak dipakai dalam dunia kerja, misalnya Matematika tingkat tinggi.Â
Pertanyaan saya, dunia kerja yang mana? Mungkin saja itu benar jika yang bersangkutan bekerja di bidangnya tetapi khusus menangani perawatan mesin. Atau pernyataan ini muncul dari seorang lulusan fakultas teknik yang bekerja di bank untuk menawarkan kredit. Saya tidak bermaksud menyinggung profesi mana pun, tetapi itu hanya sebuah contoh untuk memudahkan.
Berdasarkan pengamatan saya, hampir tidak ada seorang mahasiswa pun yang sudah tahu akan bekerja sebagai apa tatkala memilih jurusan yang ditekuninya! Sehingga ada cukup banyak mahasiswa yang "kesasar"di jurusan tertentu karena ikut teman, tren, saran keluarga, dll. Saya sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi dosen ketika memilih jurusan Teknik Elektro.Â
Saya ingin bekerja di sebuah perusahaan elektronik, titik! Menjadi dosen masuk di pikiran saya, gara-gara pertanyaan seorang dosen kepada saya di akhir tahun pertama saya.
Mereka yang bekerja sebagai peneliti akan memerlukan ilmu-ilmu yang dianggap tidak penting di industri, seperti filsafat ilmu. Sebuah materi yang sudah lama ditinggalkan karena dianggap tidak penting.Â
Mereka yang bekerja di luar dunia pendidikan dan penelitian menilai materi kuliah filsafat ilmu tidak penting sama sekali. Tidak relevan untuk diajarkan. Padahal, konsep yang diajarkan mempersiapkan pola pikir seorang peneliti untuk bisa melihat sebuah topik dengan lebih komprehensif.
Kasus 3: Link and Match untuk wirausaha
Saat ini wirausaha sudah menjadi salah satu pilihan karir lulusan PT. Sebagai reaksi, munculnya beberapa PT dengan semangat dan tema wirausaha. Salahkah? Tidak!
Menurut saya, debat cawapres tidak menyinggung hal ini sama sekali, padahal sempat menjadi pembicaraan menarik dalam debat capres. Apakah Link and Match tidak "nyambung" dengan wirausaha?
Masih segar dalam ingatan saya bahwa di tahun 1990-an, sangat jarang orang yang mau terjun sebagai wirausaha. Hal ini membuat konsep Link and Match lebih diarahkan ke industri.