Mohon tunggu...
Hestri Parahest
Hestri Parahest Mohon Tunggu... hobi menulis

coretan si miskin diksi dan intuisi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Jelang Festival Layang-Layang Internasional di Semarang : Meneladani Filosofi

6 Agustus 2025   18:35 Diperbarui: 8 Agustus 2025   20:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan tentang wingko dan lumpianya yang menjadi magnet kota Semarang, kali ini gelaran Festival Layang-Layang Internasional pada 23-24 Agustus 2025 mendatang yang akan menarik ribuan pengunjung. Kawasan Pearl of Java (POJ) City sebagai titik lokasi festival, bakal dibanjiri oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia, dan juga dari berbagai negara seperti India, Cina, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Australia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, dan lain-lain. Benar-benar kesibukan menggembirakan bagi kota yang dikenal sebagai the Venice of Java ini, menjadi tuan rumah sebuah event bertaraf internasional yang ditargetkan akan menarik hingga 25 ribu pengunjung. 

Festival layang-layang internasional di Semarang yang sekaligus untuk memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah ke-80, akan diramaikan pula dengan pameran, bazar, karnaval, hiburan, juga beragam atraksi budaya dan kedirgantaraan. Ini akan menjadi festival potensi bagi sektor pariwisata dan perekonomian lokal, juga angin sejuk bagi para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM.

(Sumber : pexels)
(Sumber : pexels)

Pesan Layang-Layang di Balik Festival

Benefit sebuah festival layang-layang, harapannya akan lebih dalam dibandingkan dengan yang sudah diperkirakan. Layang-layang adalah benda pertama yang auto-terbayang dalam benak warga Kota Semarang begitu mendengar akan ada festival layang-layang di kotanya. Sebagian kembali teringat masa kecil, sebagian kembali pada berbagai cerita layang-layang dalam buku nostalgianya. Layang-layang, dari yang berbentuk sederhana, hingga yang berdesain unik dan beragam, tetaplah sebuah layang-layang, yang memerlukan keseimbangan rangka untuk terbang. Layang-layang membutuhkan perjuangan keras untuk menerbangkannya. Ketekunan, kesabaran, optimisme, dan ketahanan menghadapi tantangan, menjadi bahan bakar penting dalam menerbangkan sebuah layang-layang. Bahkan, ketika layang-layang telah berada pada ketinggian, si penerbangnya pun harus tetap menjaga keseimbangan arah dan tetap fokus pada pencapaian tertinggi. Tawa girangpun seakan kembali terdengar tatkala layang-layang berhasil terbang. Bukan barang mewah, hanya kertas dan buluh bambu, simbol kesederhanaan yang ternyata dapat membangun sebuah kebahagiaan. Inilah nilai-nilai yang secara filosofis tersirat dalam permainan layang-layang. Semoga kita semua mampu meneladani dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sebuah pesan penting di balik setiap festival layang-layang. (*)

(Referensi : Mutiatuz Zahro, "6 Pesan Bijaksana dari Layang-Layang, Fokus Pencapaian Tertinggi!", idntimes.com ; "Hari Jadi Provinsi Jateng, Langit Semarang Bakal Dimeriahkan Festival Layang-Layang Internasional", jatengprov.go.id)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun