Tanaman Singkil : TOGA yang Tersembunyi

Dalam sekilas pandang, singkil (Premna corymbosa Rottl. Et Willd) tampak seperti tanaman biasa yang tumbuh liar di kebun atau pekarangan rumah. Singkil yang nama lainnya disebut tanaman buas-buas, bebuas, waung, atau sintrong, memiliki daun berbentuk bulat telur dengan pangkal daun tumpul, ujung daun meruncing, tepi daunnya bergerigi, dan apabila daunnya diremas-remas maka akan tercium bau yang kurang sedap. Orang-orang di beberapa daerah yang kesehariannya sudah familiar dengan daun singkil, kebanyakan memanfaatkannya sebagai sayur, bumbu masakan, dan obat tradisional. Dikarenakan banyak orang masih belum mengenal tanaman singkil sebagai tanaman obat keluarga (TOGA), maka kepopuleran singkil yang dianggap sebagai tanaman pagar ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan jenis tanaman TOGA lainnya.

Manfaat Daun Singkil untuk Kesehatan

Melansir dari beberapa sumber dan jurnal, setelah dilakukan penelitian ternyata daun singkil mengandung senyawa metabolit sekunder yang berupa flavonoid, tanin, saponin, dan steroid/terpenoid, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan anti kanker, sehingga daun singkil berkhasiat membantu pencegahan penyakit kanker, jantung, diabetes tipe-2, serta dapat meringankan penyakit rematik dan radang sendi. Daun singkil juga telah diteliti pengaruhnya untuk meningkatkan dan melancarkan produksi ASI pada ibu menyusui.

Baca juga: Bernostalgia dengan Uang Rp 100 Gambar Burung Dara

Daun Singkil (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Daun Singkil, Sayur yang Sedap

Mengolah daun singkil menjadi sayur yang sedap sebenarnya sudah dilakukan oleh orang-orang generasi zaman dulu. Daun singkil yang dipilih untuk memasak sayur adalah daun singkil yang muda, karena lebih empuk bila diolah, dan tidak alot seperti daun singkil yang tua. Pada dasarnya, daun singkil memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang gurih, walau ada sedikit nuansa pahitnya. Di beberapa daerah, daun singkil sering dipakai sebagai sayur campuran pada masakan kepiting, ikan bandeng, atau keong yang berkuah. Bersumber dari pengalaman pribadi, mencampurkan daun singkil pada masakan ikan-ikanan yang berkuah seperti sop ikan, ternyata dapat mengurangi aroma amis dari ikan tersebut. Tumis pedas berbahan pyur daun singkil atau sayur singkil berkuah santan, merupakan olahan yang sudah umum dibuat oleh para penyuka daun singkil zaman dulu. Dengan semakin terdongkraknya daun singkil sebagai salah satu jenis sayuran alternatif yang menyehatkan, harapannya, daun dari tanaman pagar ini dapat dikembangkan menjadi kudapan ataupun hidangan yang lebih berkelas di ranah kuliner nusantara.

Tanaman singkil adalah jenis tanaman yang tergolong mudah penanamannya, yaitu dengan stek batang. Berdasar pengalaman pribadi, tanaman singkil yang berhasil tumbuh, kebanyakan sifatnya bandel, tidak mudah mati, alias gampang bertahan hidup. Sifat ini mendukung tanaman singkil cukup mudah dibudidaya secara rumahan sebagai TOGA atau hortikultura kecil-kecilan. Semoga dengan semakin dikenalnya tanaman singkil (Premna corymbosa Rottl. Et Willd) di kalangan masyarakat, salah satu jenis TOGA ini dapat terangkat dari 'persembunyiannya' menjadi lebih populer.

(Sumber : Farhany Diah Rahayu, dkk (2023). Pengaruh Daun Singkil (Premna corymbosa) Terhadap Kelancaran dan Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Menyusui di UPT Puskesmas Tanjung Redeb. Formosa Journal of Science and Technology (FJST), Vol. 2, No. 5, 2023; Risa Supriningrum, dkk (2017). Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Daun Singkil (Premna corymbose Rottl 7 Willd). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, Vol. 2, No. 2, 2017; Gifari Zakawali. "6 Potensi Manfaat Daun Singkil untuk Kesehatan, Simak Yuk!" orami.co.id 18 Juni 2025;Rahman Bayu Saksono. "Daun Singkil, Tanaman Pagar yang Jadi Bumbu Dapur" radarbanyuwangi.jawapos.com 8 Desember 2022)