Dedolarisasi dapat membantu Indonesia dalam diversifikasi ekonomi dan keuangan. Mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat dan mempromosikan penggunaan mata uang domestik seperti rupiah dalam transaksi dapat meningkatkan kedaulatan ekonomi negara dan mengurangi dominasi mata uang asing dalam perdagangan dan keuangan.
Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Penghematan biaya transaksi
Menggunakan mata uang domestik dalam transaksi internasional dapat mengurangi biaya transaksi yang terkait dengan konversi mata uang. Ketika transaksi dilakukan dalam mata uang asing, seperti dolar, biaya konversi mata uang dan risiko perubahan nilai tukar bisa menjadi beban bagi pelaku usaha.
Dengan mempromosikan penggunaan rupiah, Indonesia dapat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi perdagangan internasional.
4. Stimulasi pertumbuhan ekonomi
Dedolarisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Dengan meningkatkan penggunaan mata uang domestik dalam transaksi perdagangan, Indonesia dapat meningkatkan likuiditas rupiah dan mendorong pengembangan pasar keuangan domestik.
Hal ini dapat memperkuat sistem keuangan dalam negeri, mendukung pembiayaan investasi dalam mata uang lokal, dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, perlu dipertimbangkan bahwa dedolarisasi bukanlah proses yang mudah dan dapat melibatkan tantangan dan risiko. Dalam mengimplementasikan kebijakan dedolarisasi, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti stabilitas nilai tukar rupiah, likuiditas mata uang domestik, serta koordinasi dengan pelaku pasar dan negara-negara mitra dagang.