Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Fenomena Dedolarisasi Pasca-KTT ASEAN 2023

31 Mei 2023   22:49 Diperbarui: 1 Juni 2023   18:02 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com/MAULANA MAHARDHIKA) 

istockphoto.com
istockphoto.com

Dalam konteks ASEAN, salah satu alasan yang mendorong negara-negara ASEAN untuk mempertimbangkan dedolarisasi adalah untuk mengurangi risiko terhadap fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap mata uang domestik mereka. 

Ketergantungan pada dolar dapat membuat perekonomian negara-negara ASEAN lebih rentan terhadap perubahan dalam kebijakan moneter Amerika Serikat atau perubahan dalam stabilitas nilai tukar dolar. Dengan mengurangi ketergantungan pada dolar, negara-negara ASEAN dapat mencoba mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan stabilitas ekonomi mereka sendiri.

Selain itu, penggunaan mata uang domestik atau mata uang regional juga dapat membantu negara-negara ASEAN untuk meningkatkan kedaulatan ekonomi mereka sendiri dan mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat dalam perdagangan dan keuangan. Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada upaya untuk mempromosikan penggunaan mata uang regional seperti Rupiah (IDR), Ringgit (MYR), atau Baht (THB) dalam transaksi antarnegara ASEAN, dengan harapan mengurangi ketergantungan pada dolar.

Namun, implementasi dedolarisasi dalam skala luas dapat melibatkan tantangan yang signifikan. Dolar Amerika Serikat tetap menjadi salah satu mata uang yang paling dominan dan banyak digunakan di dunia, dan masih merupakan mata uang preferensi dalam banyak transaksi internasional.

Oleh karena itu, langkah-langkah menuju dedolarisasi akan memerlukan kerjasama dan koordinasi yang kuat antara negara-negara ASEAN, serta adopsi kebijakan yang tepat untuk mempromosikan penggunaan mata uang domestik atau mata uang regional sebagai alternatif yang menarik.

Dalam konteks Indonesia, potensi keuntungan dedolarisasi bagi Indonesia dapat mencakup beberapa hal berikut:

1. Pengurangan risiko nilai tukar

Dedolarisasi dapat membantu Indonesia mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap mata uang rupiah (IDR). Ketergantungan pada dolar dapat membuat ekonomi Indonesia lebih rentan terhadap perubahan dalam kebijakan moneter Amerika Serikat atau perubahan dalam stabilitas nilai tukar dolar.

Dengan mempromosikan penggunaan mata uang domestik dalam transaksi perdagangan dan keuangan, Indonesia dapat mengurangi eksposur terhadap risiko nilai tukar dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

2. Diversifikasi ekonomi dan keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun