Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersepeda di Masa Pandemi: Olahraga atau Sekedar ikutan Pop Culture??

29 Juni 2020   14:36 Diperbarui: 29 Juni 2020   16:58 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara kasat mata, mereka bersepeda bukan hanya olahraga saja tapi sekalian menjadi ajang untuk seru-seruan bersama teman-teman. 

Mereka rela merogoh kocek sebesar 50 ribu rupiah untuk menyewa sepeda seharian karena lebih hemat dibanding membeli. Tentu akan butuh uang banyak juga jika bersepeda dengan menyewa dilakukan setiap hari atau paling tidak 3 kali seminggu. Apabila 3 kali seminggu maka akan mengeluarkan biaya paling sedikit 600 ribu selama sebulan.

Muncul dalam benak, apakah diusia mereka yang masih muda memilih bersepeda apakah karena didasari alasan memaknai kesehatan itu dengan benar atau hanya karena didasari mengikuti tren yang kekinian?

Tapi menurut penulis, fenomena ini hanyalah berifat sementara yang akan bertahan dalam beberapa bulan. Mungkin tidak akan langsung berhenti dan berangsur-angsur akan berkurang jumlah dan intensitas pesepeda dari yang ada sekarang. 

Karna itu tadi, kegiatan bersepeda dilakukan karena hanya sekedar mengikuti tren budaya populer dari negara-negara maju yang diikuti oleh negara-negara berkembang. Pendapat ini juga didukung oleh ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia Rudiyono yang menilai momentum ini bersifat situasional atau hanya bertahan beberapa bulan.

Pesatnya perkembangan teknologi dan konten-konten di media sosial, turut menjadi faktor yang membuat kita mudah terpengaruh untuk mengikuti apa yang lagi tren saat ini. Biar dibilang kekinian, kita mengikuti apa yang sedang hapening. Biasanya public figure menjadi arus utama yang membuat sebuah kebiasaan menjadi fenomena yang diikuti oleh banyak orang.

Tapi apapun itu alasannya, bersepeda sudah menjadi life style masyarakat indonesia di masa new normal sekarang ini terlepas dari alasan yang mendasari apakah itu dengan alasan yang benar atau hanya sekedar ikutan yang lagi hapening.

Yang paling penting saat ini, bagaimana pesepeda bisa aman selama bersepeda di jalan dan tidak mengganggu pengendara yang lain, mungkin pemerintah bisa menanggapi dengan membangun jalur khusus untuk pesepeda sehingga tidak mengganggu pengendara di jalan raya. Ketika hal ini tidak direspon dengan membuat jalur khusus untuk pesepeda tentu tidak tertutup kemungkinan ketika pesepeda melintas di jalan raya bisa mengganggu pengendara yang lain bisa mengakibatkan kecelakaan.

Fenomena ini juga sudah membawa hal positif dimana orang-orang pada mengandrungi bersepeda untuk menjaga kesehatan. Tidak hanya kesehatan yang dapat terjaga, fenomena bersepeda ini juga melahirkan usaha baru yaitu rental sepeda. Memberikan penghasilan baru selama situasi pandemi ini berlangsung.

Apakah tren ini dapat berlangsung lama atau hanya bersifat sementara, hanya waktu yang bisa menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun