Mohon tunggu...
Heri purnomo 25
Heri purnomo 25 Mohon Tunggu... Editor - pegawai tidak sibuk
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengen punya karya tulis yang dinikmati banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Orang Bodoh Bersandar kepada Ulama

11 Februari 2020   14:04 Diperbarui: 11 Mei 2020   20:58 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hidup didunia harus berpegang teguh pada ajaran agama dan sesuai aturan negara. Karena pada prinsipnya tujuan kita  adalah ingin bahagia di akherat, begitupun di dunia ini. Kita pasti tidak ingin terjerat hukum dan memiliki masalah dengan pihak lain. Kita bingung mencari petunjuk kepada siapa, yang di runut dari ajaran agama dan undang-undang.

Kita yang tidak mengerti agama akan bingung mencari petunjuk dan panutan mengenai hal tersebut. Semakin kesini ulama A berkata demikian, sedangkan Ulama B berbeda pendapat. Hal tersebut membuat goyah pengikutnya, apalagi orang bodoh yang tidak mengerti agama. Orang yang tidak mengerti mungkin bingung ingin mengikuti garis ucapan siapa, ulama a atau ulama b . padalah di indonesia memiliki beberapa organisasi keagamaan yang banyak. Dan didalamnya dinaungi ulama yang memiliki perbedaan pandangan terkait mazab. Kebanyakan Muslim di Indonesia tidak tahu dia termasuk dalam jenis dan mazhab Islam apa.  Jawabannya normatif muslim Indonesia tentang jenis Islamnya adalah: Islam saja, yang mengikuti quran dan hadist.  Walaupun keseluruhan mazhab maupun denominasi Islam di dunia juga pasti akan menjawab sama seperti itu. Secara garis besar denominasi Islam di dunia secara mayoritas bisa dibagi dua: Islam Sunni dan Islam Syiah, sedangkan yang jumlahnya lebih sedikit antara lain ada Ibadi, Ahmadiyah dan Quranisme. Semakin bingung orang bodoh tersebut, ikut ucapan ulama siapa.

Namun menurut saya sejatinya jika ulama mengajarkan hal baik, alangkah bijaknya orang bodoh mengambil hikmah dan kebenaran tersebut. Semua manusia memiliki hawa nafsu dan emosi, sedang besar kecilnya hanya mereka sendiri yang mengaturnya.   Orang bodoh tidak akan rugi berkumpul dengan ulama.

Karena sejatinya Ulama adalah orang-orang yang mempertahankan perjuangan dakwah Nabi melalui pendidikan yang bersandar kepada Al-Quran dan Hadis. Ulama yang mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Ulama tidak hanya di tiru perkataannya namun perbuatannya. 

Di antara sebab terputusnya seseorang dari jalan ilmu sebagaimana yang terjadi pada generasi muda selama ini adalah bahwasannya mereka tidaklah terus-menerus bergaul/bersahabat dengan para ulama atau ustadz. Bahkan waktunya untuk bersama ilmu dan ulama hanyalah pada saat pelajaran berlangsung saja.

Di luar waktu itu, mereka bersahabat dengan masyarakat yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Maka jiwanya tidaklah senantiasa tergerak untuk meraih ilmu, bahkan hanya tegerak dalam waktu yang sedikit saja, yaitu pada waktu pelajaran saja. Setelah itu, maka sebagian besar aktivitasnya tidaklah berkaitan dengan ilmu. Hal ini menjadikannya tidak selalu terpaut dengan ilmu. Padahal ilmu membutuhkan agar pemiliknya selalu terpaut dengannya selamanya (jiwanya selalu bersama dengan ilmu dalam setiap keadaan.

Dengan mencintai ulama yang baik, pasti akan mendapatkan keberkahan dan kebaikan. Menziarahi dan duduk bersama para ulama, bagaikan duduk bersama Rasulullah SAW.

 Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barang siapa berjabat tangan kepada orang alim, ia seperti berjabat tangan denganku, barang siapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku di dunia, dan barang siapa yang duduk bersamaku di dunia maka Allah mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku." (Kitab Lubabul Hadits). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun