Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Es Tawon, Masih Bertahan Sejak 1955 dalam Kesederhanaan

27 Februari 2019   16:47 Diperbarui: 28 Februari 2019   07:41 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah kenangan saat Es Tawon mulai berjualan, yang saat ini masih terawat dan tak banyak berubah. (Dokumentasi pribadi)

Beruntung selama berjualan, ada tetangganya yang tak jauh dari tempat tersebut menawarkan diri lahan pekarangannya untuk ditempati Sri Utami berjualan. Walaupun di tempat ini harus menyewa, Sri Utami masih cukup lega sebab usaha Es Tawonnya masih berlanjut.

Foto lawas yang dijepret sekitar tahun 1967, tampak Yamina yang sedang melayani pembeli. (Dokumentasi pribadi)
Foto lawas yang dijepret sekitar tahun 1967, tampak Yamina yang sedang melayani pembeli. (Dokumentasi pribadi)
Di tempat saat ini memang lebih luas dengan konsep warung sederhana. Sedangkan yang lama masih menggunakan konsep warung kali lima pingir jalan. 

Di tempat baru ini untuk mengenang sejarah masa lalu, dipajang foto lawas jepretan tahun 1967 di mana Yamina sedang berjualan. Dan juga kliping hasil reportase sekitar tahun 2009 dari Radar Malang.

Rumah kenangan saat Es Tawon mulai berjualan, yang saat ini masih terawat dan tak banyak berubah. (Dokumentasi pribadi)
Rumah kenangan saat Es Tawon mulai berjualan, yang saat ini masih terawat dan tak banyak berubah. (Dokumentasi pribadi)
Enam varian dengan harga sama

Menu Es Tawon sendiri tidaklah terlalu banyak, hanya ada enam. Untuk yang es campur itu tergolong lengkap variasi isinya. Ada tape singkong, cincau hitam, kacang hijau, dan dawet. Selebihnya bisa dipilih dengan variasi tertentu sesuai menu dan kesukaan. Untuk harganya dipatok sama, sebesar 8 ribu rupiah dalam satu gelas besar.

Karena menggunakan es serut maka untuk menikmatinya harus cepat karena es nya cepat mencair. Maka tidak heran para pengunjung tidak terlalu lama dalam menghabiskan es nya itu. Mengingat dalam posisi dingin itulah kesegaran akan terasa. Jika ingin berlama bersantai bisa juga menikmati gorengan yang tersedia berupa weci atau risol yang dijual seribu rupiah.

Warung es ini buka setiap hari mulai jam 8 pagi sampai 3 sore, atau bisa lebih awal bila sudah habis. 

Untuk jumlah kunjungan, Sri Utami mengakui tidaklah sebanyak pada zaman dulu yang bisa menembus 100 porsi sehari. Pada saat ini tembus 50 sampai 80 porsi baginya sudah cukup bagus, dengan banyaknya persaingan menu es di beberapa tempat.

Menu Es Tawon. (Dokumentasi pribadi)
Menu Es Tawon. (Dokumentasi pribadi)
Bertahan dengan kesederhanaan 

Sudah dapat bertahan sejak tahun 1955 merupakan suatu hal yang luar biasa, apalagi termasuk skala usaha kecil menegah (UKM). Pengelolaannya pun masih sangat sederhana sampai saat ini, cukup berdua saja.

Siklus usaha kuliner memang bermacam-macam. Ada yang laris manis, kemudian membuka banyak cabang. Begitu suksesnya terkadang bisa membuka cabang sampai luar kota, bahkan beberapa di antaranya sudah menggunakan cara modern dengan skema waralaba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun