Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koperasi Desa dan Portofolio Politik Pemerintah Prabowo Dipertaruhkan

27 Mei 2025   09:49 Diperbarui: 27 Mei 2025   09:49 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah saat ini Pemerintah Prabowo sedang gencar membangkitkan kembali ekonomi koperasi? Sejauh mana perjalanan wacana dan implikasinya sampai saat ini? Ribut dan riuh pembentukan Koperasi Desa Merah Putuh di orkestrasi sedemikian rupa hingga mempunyai profiling jika proyek pemerintah populis tersebut bakal menjadi portofolio besar bagi Pemerintah Prabowo.

Begitu banyak kementerian yang dilibatkan dan juga rancangan anggaran serta cakupannya wilayah yang spektakuler hingga menimbulkan berbagai wacana dan diskusi baik yang mendukung atau menolak dan bahkan akhirnya juga memunculkan para kaum apatis. Mereka adalah minoritas masyarakat yang sudah pesimis dan tahu betul jika proyek Koperasi Desa hanya wacana kosong, atau produk kebijakan "omon-omon".

Kritik Elite

Sangat menarik ketika menyimak dan menbahasnya pertanyaan dari salah satu anggota DPR RI dari PDI-P berkaitan diksi Koperasi Desa yang akan menggulung untuk Rp 1 Milyar/ tahun.
Anggota Komisi VI Fraksi PDI-P Darmadi Durianto pun mempertanyakan keuntungan tersebut didapatkan dari mana perhitungan dan daya dukungannya dalam acara saat Rapat Kerja bersama Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Darmadi menyoroti program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang disebut bisa meraup Rp 1 miliar,  Ia mempertanyakan keuntungan tersebut didapatkan dari mana.

Hitung Untung Dari Mana

Ketidakpercayaan Anggota Dewan tersebut mengingatkan cerita lama dimana model usaha yang hampir sama dengan Koperasi Desa pernah dibuat dan dieksekusi hingga berjumlah ribuan  di seluruh pelosok desa Indonesia.

Dengan bisnis model seperti  Koperasi Desa banyak pihak meragukan dapat mendapatkan untung Rp 1 miliar. Dengan  membandingkan dengan BUMDes, di mana hanya 26 BUMDes dari 80.000 yang mendapatkan keuntungan di atas Rp 1 miliar. BUMDes yang berhasil yakni sekitar 56% itu di bidang keuangan, 40% bergerak di bidang perdagangan dan jasa, serta 4% di ketahanan pangan.

Koperasi Desa mendapatkan keuntungan, yang terjadi justru merusak ekosistem usaha yang sudah berjalan di desa-desa dan dilakukan oleh UMKM. Bisnis Koperasi Desa yang bersifat monopoli dan homogen justru hanya akan menjadi predator bagi usaha yang sudah ada ( captive market) bukan menambah market. Pasar yang ada akan dipaksa diambil oleh Koperasi Desa.

Seperti diketahui, Koperasi Desa akan mewajibkan memiliki  7 unit bisnis, seperti kantor koperasi, kios sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek, pergudangan, dan logistik. Jenis unit bisnis ini tentunya nyaris sebagian besar sudah dikerjakan oleh pelaku usaha di desa-desa.

Faktanya kehadiran UMKM yang sudah berjalan bahkan bertahan puluhan tahun tersebut terbukti menjadi kekuatan ekonomi ritail pada saat Covid melanda dan juga ekonomi sedang terjadi resesi persis yang saat ini sedang dihadapi Indonesia. Ratusan juta masyarakat terselamatkan secara lapangan pekerjaan dan ekosistem yang dibangunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun