Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peringatan Hardiknas, Bangun Generasi Pemberdaya

2 Mei 2024   11:31 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:13 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa dibekali pendidikan kritis dan kreatif (Foto : https://asset.kompas.com/)

Selanjutnya, keterbatasan kebebasan berpendapat juga merupakan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan pembebasan dan kritis. Kebebasan berpendapat di Indonesia masih terbatas, terutama dalam hal kritik terhadap pemerintah dan sistem pendidikan. Tindakan represif terhadap pengkritik  menjadi hal yang menyebabkan keterbatasan ini.

Dalam usaha meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan. Pertama, pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi semua kalangan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat sumber daya manusia yang rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik, dan memperbaiki sistem pendidikan yang belum memadai.

Selain itu, pendidikan di Indonesia perlu membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif di kalangan guru dan siswa. Penggunaan teknologi pendidikan yang lebih canggih dan pengembangan program-program pendidikan yang lebih fleksibel juga dapat membantu dalam membangun budaya berpikir kritis dan kreatif.

Selain solusi tersebut, memberikan ruang bagi individu untuk menyuarakan pendapat dan kritik juga penting. Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan ruang bagi individu untuk menyuarakan pendapat dan kritik mereka, terutama dalam hal kritik terhadap pemerintah dan sistem pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka pintu untuk menyampaikan pendapat maupun kritik dan menghormati kebebasan berpendapat.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia, perlu dilakukan reformasi pendidikan yang lebih luas. Reformasi pendidikan ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kurikulum, menyesuaikan sistem pendidikan dengan berbasis wirausaha sosial disamping tuntutan pasar kerja, meningkatkan kualitas tenaga pendidik, dan memperkenalkan teknologi pendidikan yang lebih canggih. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Semua solusi ini perlu didukung oleh kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan di Indonesia.


Pendidikan Pembebasan dan Kritis dalam Membangun Bangsa yang Maju dan Sejahtera

Pendidikan pembebasan dan kritis memiliki peran yang sangat penting dalam membangun bangsa yang maju dan sejahtera. Pendidikan pembebasan dan kritis tidak hanya berarti terlepas dari ikatan penjajah dan kolonialisme, tetapi juga berarti memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri dan menjadi bangsa yang mandiri dan berdaya guna. Pendidikan pembebasan dan kritis membebaskan individu dan masyarakat, serta mendorong siswa untuk menjadi aktor yang aktif dalam masyarakat.

Paulo Freire, seorang ilmuwan pendidikan, menawarkan konsep pendidikan yang sangat relevan dalam pendidikan pembebasan dan kritis. Konsep ini menekankan pada pembebasan pendidikan di sekolah dan masyarakat, serta pentingnya pendidikan yang kritis dan berani mempertanyakan.

Ki Hajar Dewantara, seorang pendidik Indonesia, juga menawarkan konsep pendidikan yang relevan pada pendidikan pembebasan dan kritis. Ki Hajar Dewantara berfokus pada pentingnya pendidikan yang membebaskan dan membangun individu yang mandiri dan berdaya guna.

Pendidikan Islam juga menawarkan konsep pendidikan yang relevan dalam pendidikan pembebasan dan kritis. Pendidikan Islam menekankan pada pentingnya pendidikan yang membebaskan dan mendorong siswa untuk menjadi aktor yang aktif dalam masyarakat, (A. S. Robikhah, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun