Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Teknologi dan Pelayanan Publik: Transformasi di Era Disrupsi

27 Mei 2023   22:26 Diperbarui: 27 Mei 2023   22:38 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teknologi membawa tantangan baru bagi pelayanan publik di era disrupsi selain menawarkan banyak peluang transformasi. Kesenjangan digital, yang dapat terjadi karena masyarakat tidak memiliki pemahaman yang sama tentang teknologi dan aksesnya, merupakan salah satu tantangan utama. Meskipun teknologi dapat meningkatkan pelayanan, beberapa orang atau komunitas tidak memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan konektivitas yang diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan dalam pelayanan publik yang memungkinkan orang-orang yang kurang beruntung atau kurang terampil dalam teknologi untuk tertinggal.

Dalam transformasi pelayanan publik yang didukung oleh teknologi, masalah privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian utama. Karena pemerintah dan masyarakat lebih banyak berinteraksi dan bertukar data, penting untuk memastikan bahwa data pribadi dan sensitif terlindungi dengan baik. Untuk mencegah penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi yang dapat merugikan masyarakat, diperlukan perlindungan privasi yang kuat dan kebijakan keamanan yang ketat.

Meskipun ada masalah yang perlu diatasi, pandangan bahwa transformasi pelayanan publik melalui teknologi di era disrupsi tidak dapat diterima adalah perspektif yang tidak memperhitungkan manfaat yang dapat dihasilkan. Untuk memastikan bahwa manfaat teknologi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, lebih baik mengambil pendekatan yang bijak dan inklusif daripada menolak atau menghindari perubahan teknologi. Untuk memastikan bahwa tidak ada sektor masyarakat yang tertinggal dalam menghadapi perkembangan teknologi, program literasi digital, pelatihan teknologi, dan inklusi digital harus dilakukan.

Kesimpulannya, transformasi pelayanan publik di era disrupsi teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia. Meskipun ada masalah yang perlu diatasi, seperti kesenjangan digital dan kekhawatiran privasi, menghindari atau menolak kemajuan teknologi bukanlah solusi yang tepat. Sebaliknya, mengadopsi teknologi dengan cara yang bijak dan inklusif dapat memastikan bahwa keuntungan merata dan tersedia bagi semua orang. Oleh karena itu, penting bagi lembaga publik dan pemerintah untuk berkomitmen untuk menerapkan inovasi yang cerdas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di era disrupsi teknologi ini.

Meskipun transformasi pelayanan publik di era disrupsi teknologi memiliki banyak keuntungan, ada beberapa orang yang khawatir bahwa terlalu bergantung pada teknologi dapat mengurangi aspek kemanusiaan pelayanan publik. Beberapa orang berpendapat bahwa teknologi tidak dapat menggantikan persahabatan dan empati manusia-ke-manusia. Namun, perspektif ini mengabaikan kemajuan teknologi yang telah membantu meningkatkan interaksi manusia dan memperkuat aspek kemanusiaan dalam pelayanan publik.

Chatbot yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) adalah contoh teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas layanan dengan cara yang cepat, responsif, dan efisien. Chatbot tidak memiliki emosi seperti orang dalam interaksi manusia, tetapi chatbot yang dirancang dengan baik dapat memberikan bantuan dan informasi dengan cara yang tidak bias. Selain itu, teknologi dapat membantu masyarakat yang terbatas atau sulit dijangkau, seperti masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan akses ke pelayanan publik. Mereka dapat mengakses informasi dan mendapatkan bantuan melalui layanan digital dan telepon tanpa harus melakukan perjalanan jauh ke kota atau kantor pelayanan publik.


Selain itu, teknologi dapat membantu meningkatkan aspek kemanusiaan dengan meringankan beban rutin dan administratif staf pelayanan publik. Petugas dapat lebih fokus pada interaksi manusia yang lebih mendalam dengan mengotomatiskan tugas-tugas tersebut. Ini memungkinkan mereka untuk memberikan perhatian dan solusi yang lebih personal kepada individu atau kelompok yang membutuhkan. Hal ini menghasilkan pelayanan yang lebih empatik dan memungkinkan staf untuk berkembang dalam keterampilan penyelesaian masalah dan komunikasi yang lebih baik.

Oleh karena itu, kemajuan teknologi saat ini tidak sejalan dengan argumen bahwa teknologi mengurangi elemen kemanusiaan dalam pelayanan publik. Dalam era disrupsi teknologi, transformasi pelayanan publik dapat menggabungkan keunggulan teknologi dengan interaksi manusia yang terampil dan empatik. Pemerintah dan lembaga publik harus mengambil tindakan yang seimbang dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik tanpa mengorbankan nilai kemanusiaan.

Pelayanan publik Indonesia harus diubah dalam era disrupsi teknologi. Teknologi telah mengubah cara kita mendapatkan dan memberikan layanan publik. Transformasi ini membawa banyak manfaat, meskipun hambatan seperti kesenjangan digital dan masalah privasi harus diatasi.

Teknologi dapat meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas pelayanan publik. Pemerintah dan lembaga publik dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan responsif dengan bantuan teknologi seperti kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT). Selain itu, teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan aspek kemanusiaan dengan membebaskan karyawan dari tanggung jawab administratif dan memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat secara lebih mendalam.

Mereka yang berpendapat bahwa transformasi pelayanan publik di era disrupsi teknologi tidak dapat diterima tidak memperhitungkan potensi dan keuntungan yang dapat diperoleh. Untuk memastikan bahwa manfaat teknologi dapat dinikmati oleh semua sektor masyarakat, penting bagi kita untuk menghadapi perubahan ini dengan cara yang bijak dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun