Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Melawan Hasil Survey Politik Dengan Semangat dan Daya Juang Capres

11 Juli 2023   09:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   09:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah pertandingan apapun sangat lumrah terjadi pertarungan sengit yang diakhiri dengan kekalahan atau kemenangan. Sebuah kemenangan pun masih bisa digugat atau diambil alih dengan cara terhormat atau tindakan tercela. 

Kesemuanya bermuara bagaimana kekuasan atau kemenangan itu berada digenggaman tangannya. Itulah yang dinamakan resiko dan reward dalam sebuah kompetisi. Apapun dan bagaimana caranya tidak penting yang dikatakan sukses itu ketika tujuan yang dikehendaki tercapai. 

 Demikian juga situasi dan kondisi yang sedang terjadi di politik nasional kita saat ini. Hiruk pikuk ekosistem politik Mukai panas dan bergemuruh.  Terjadinya banyak dinamika dan kejutan politik akibat terjadinya kontraksi kepentingan. Terjadi  entropi politik yang labil dan terlalu cepat berubah.

Isu yang sedang panas dibacakan salah satunya adalah  kegagalan pencapresan Airlangga Hartarto di pilpres 2024. Ketua Umum Golkar ini nyaris tidak ada  pergerakan dan juga progres dirinya untuk manju sebagai capres.  Akibatnya mau tidak mau Airlangga Hartarto akan ditargetkan untuk lengser. 

Tercium kabar jika ada ancaman Airlangga Hartarto akan digulingkan dari posisi jabatan sebagai Ketua Umum Golkar dalam acara  Munaslub. Kabar  santer yang dihembuskan bahwa Airlangga tidak dapat menjalankan mandat Rakernas Golkar tahun 2019 sebagai pemicu utama pendongkelan sebagai ketua umum partai.


Mandat Golkar tidak bisa terpenuhi dan terwujud sampai saat ini. Ketua Umum Golkar gagal untuk maju sebagai calon presiden 2024. Pada kenyataan Airlangga Hartarto tidak ada nyali ngambil keputusan dengan mengangkat dirinya secara resmi  sebagai  calon presiden.

 Meskipun Golkar dan 2 partai lainnya membentuk Koalisi Indonesia Bersatu ( KIB) dan koalisi ini sudah melampaui ambang batas presiden/presidential threshold namun belum ada kesepakatan untuk merekomendasikan Airlangga muncul sebagai capres resmi dari KIB. Kejam juga jika nama Ketum Golkar ini juga tidak tercantum dalam usulan calon wakil presiden dari KIB.

Lambanya proses politik pencapresan Airlangga Hartarto menjadi trigger bagi Dewan  Pakar Partai Golkar  mengadakan akselarasi kerja partai secara konkret. Golkar akhirnya  menggelar Rapat Pleno ke-VIII yang membicarakan sejumlah rekomendasi dalam memenangkan Pemilu 2024.

Sekretaris Dewan Pakar (Seswankar) Golkar Ganjar Razuni membenarkan pihaknya merumuskan rekomendasi dalam rapat pleno tersebut.

"Benar, saya selaku Seswankar bersama Kawankar merumuskan hasil Rapat Pleno VIII Dewan Pakar," kata Razuni kepada wartawan, Senin (10/7/2023).

Bargaining politik Airlangga cukup tinggi dan hegemoni politiknya masih sangat kental berpengaruh di internal partai. Ketum Golkar akhirnya selamat dari kau kudeta. Hal tersebut diyakinkan oleh  Waketum Golkar Nurul Arifin yang membantah adanya Munas Luar Biasa (Munaslub) untuk mengevaluasi pencapresan terhadap Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Nurul  menegaskan tidak ada pembicaraan ihwal tersebut.

 Berikut 3 hasil rekomendasi dalam Rapat Pleno Dewan Pakar Golkar ke-VIII hanya memberikan instruksi penguatan dan pengelolaan agenda yang sudah disepakati dan yang sudah dan akan dijalankan. Tiga keputusan tersebut yakni :

1. Membentuk poros/baru di luar bakal koalisi pencapresan yang sudah ada, sejauh memenuhi Electoral-Presidential. Poros baru ini akan menguntungkan kedudukan dan posisi Partai Golkar, dimana Partai Golkar akan memiliki 'kendaraan politik' dalam Pencapresan. Selain itu, poros baru ini akan membangkitkan moril seluruh Caleg Partai Golkar sebagai pejuang-pejuang partai di garis depan dalam menuju kemenangan Pileg Partai Golkar dalam Pemilu 2024.

2. Sejalan dengan rekomendasi angka (1) di atas, maka Ketua Umum DPP Partai Golkar sebagai Mandataris MUNAS X yaitu, Sdr. Airlangga Hartarto mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden dari Partai Golkar, dan sekaligus menentukan pasangan Cawapresnya sesegera mungkin dengan batas waktu selambatnya sebelum bulan Agustus 2023 berakhir.

3. Dalam rangka menyukseskan Pemilu 2024, Dewan Pakar Partai Golkar mengusulkan agar Sdr. Airlangga Hartarto bersama Partai Golkar menyelenggarakan Program Airlangga Hartarto Menyapa Rakyat di seluruh Indonesia, demi memenangkan Pilpres dan Pileg 2024.

Data dari lembaga survei menunjukkan hasil Elektabilitas Airlangga Hartarto masih kecil dan tertinggal jauh dari kompetitornya. Kerja -kerja politik selama ini minim berkontribusi menaikan elektabilitas

Lembaga  survei dan konsultan Indopol merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden (capres) 2024. Nama Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Berdasarkan keterangan tertulis Indopol, Rabu (21/6/2023), populasi survei adalah penduduk Indonesia yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia, dengan kriteria responden mereka yang berumur 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki hak pilih dalam pemilu.

Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling. Responden berjumlah 1.240 tersebar secara proporsional di 38 provinsi. Margin of error survei 2.85% pada tingkat kepercayaan 95%.

Pertanyaan semi terbuka 13 nama diajukan kepada responden: Jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, siapakah yang akan bapak/Ibu/sdr pilih?

Hasilnya:
Prabowo Subianto 28,79%
Ganjar Pranowo 27,50%
Anies Baswedan 23,87%
Ridwan Kamil 3,23%
Sandiaga Uno 1,21%
Andika Perkasa 1,13%
Erick Thohir 1,13%
Agus Harimurti Yudhoyono 1,05%
Mahfud Md 1,05%
Khofifah Indar Parawansa 0,40%
Airlangga Hartarto 0,32%
Muhaimin Iskandar 0,16%
Puan Maharani 0,0%

Lembaga survei IPO merilis hasil survei elektabilitas bakal calon presiden 2024. Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di posisi pertama, disusul mantan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Survei tersebut dilakukan pada periode 5-13 Juni 2023. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat dengan margin of error 2,90% dengan tingkat akurasi data 95%.
Ada 1.200 orang responden yang tersebar proporsional secara nasional. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15% dari total sampel.

IPO memulai dengan memberikan pertanyaan kepada responden 'jika hari ini dilaksanakan pemilihan presiden, bapak/ibu hendak memilih siapa?'

Berikut hasil yang dipaparkan IPO pada Jumat (16/6/2023):
Simulasi 5 nama:
1. Prabowo Subianto 34,9%
2. Anies Baswedan 25,9%
3. Ganjar Pranowo 24,1%
4. Agus Harimurti Yudhoyono 7,1%
5. Airlangga Hartanto 4,7%

Kesimpulannya bahwa terlalu berat bagi Airlangga Hartarto untuk melaksanakan mandat partai yakni mendeklarasikan calon presiden 2024. Elektabilitas Ketum Golkar tersebut jeblok dan sangat tertinggal dengan calon lainnya. Selaku Ketua Umum Golkar jabatannya tidak memberikan kenaikan elektabilitas.

Kemungkinan jika Airlangga diperintahkan untuk membangun  kekuatan poros politik baru akan tetapi usaha tersebut akan membuang biaya dan waktu.

Tetap saja apapun koalisi yang akan dibangun jika portofolionya Airlangga menjadi capres,  tetap saja elektabilitas Airlangga tidak banyak terdongkrak. Justru kedudukan Airlangga sebagai capres dalam koalisi tersebut membuat kerugian partai lain yang bergabung. Nama Airlangga Hartarto tidak memberikan cocktail  efects kepada partai politik peserta poros baru.

Baiknya Airlangga Hartarto berkomunikasi dengan elite partai bahwa dirinya sudah tidak mungkin untuk masakan diri untuk mendeklarasikan sebagai capres . Namun demikian masih banyak peluang yang strategis untuk memaksimalkan bargaining politik dengan catatan Golkar harus masuk dalam koalisi baru dan menerima kenyataan berdiskusi untuk melakukan lobi dan tawar menawar kepentingan politik.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun