Survei tersebut dilakukan pada periode 5-13 Juni 2023. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat dengan margin of error 2,90% dengan tingkat akurasi data 95%.
Ada 1.200 orang responden yang tersebar proporsional secara nasional. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15% dari total sampel.
IPO memulai dengan memberikan pertanyaan kepada responden 'jika hari ini dilaksanakan pemilihan presiden, bapak/ibu hendak memilih siapa?'
Berikut hasil yang dipaparkan IPO pada Jumat (16/6/2023):
Simulasi 5 nama:
1. Prabowo Subianto 34,9%
2. Anies Baswedan 25,9%
3. Ganjar Pranowo 24,1%
4. Agus Harimurti Yudhoyono 7,1%
5. Airlangga Hartanto 4,7%
Kesimpulannya bahwa terlalu berat bagi Airlangga Hartarto untuk melaksanakan mandat partai yakni mendeklarasikan calon presiden 2024. Elektabilitas Ketum Golkar tersebut jeblok dan sangat tertinggal dengan calon lainnya. Selaku Ketua Umum Golkar jabatannya tidak memberikan kenaikan elektabilitas.
Kemungkinan jika Airlangga diperintahkan untuk membangun  kekuatan poros politik baru akan tetapi usaha tersebut akan membuang biaya dan waktu.
Tetap saja apapun koalisi yang akan dibangun jika portofolionya Airlangga menjadi capres,  tetap saja elektabilitas Airlangga tidak banyak terdongkrak. Justru kedudukan Airlangga sebagai capres dalam koalisi tersebut membuat kerugian partai lain yang bergabung. Nama Airlangga Hartarto tidak memberikan cocktail  efects kepada partai politik peserta poros baru.
Baiknya Airlangga Hartarto berkomunikasi dengan elite partai bahwa dirinya sudah tidak mungkin untuk masakan diri untuk mendeklarasikan sebagai capres . Namun demikian masih banyak peluang yang strategis untuk memaksimalkan bargaining politik dengan catatan Golkar harus masuk dalam koalisi baru dan menerima kenyataan berdiskusi untuk melakukan lobi dan tawar menawar kepentingan politik.
Â