Contoh  pengunduran kader Nasdem yang dilakukan diberbagai daerah seperti di Bali. Panji Astika Ketua Biang Hubungan Eksekutif DPW Nasdem  Bali mengundurkan diri. Hal serupa juga dilakukan oleh kader partai daerah Sulawesi Utara  Ketua  DPW Gerakan Restorasi Pedagang UMKM Fredriek Lumalente.
Gerakan penolakan Anies Calon Presiden oleh Nasdem juga dilakukan elite partai. Ketua Bidang  UMKM DPP Nasdem Niluk Djelantik  menyatakan mundur dari Nasdem sebagai bentuk protes ketidaksetujuannya Partai Nasdem mendukung Anies Sebagai Calon  Presiden 2024.
Langkah Anies menuju Capres mengalami penolakan diinternal partai Nasdem sebagai pukulan awal yang harus dihadapi Anies. Penulis melihat beberapa alasan mengapa Anies harus dihadang mentah-mentah oleh banyak kader Nasdem.
Nasdem dalam konvensi Rapimnas yang dilakukan di Bulan Juni 2022 menghasilkan rekomendasi 3 nama capres. Nama tersebut tersebut diantaranya Ganjar Pranowo dan andika Perkasa. Anies juga banyak diusung oleh DPW Nasdem diberbagai daerah sebagai kandidat kuat Capres 2024.
Jika ditelusuri sejarah dukungan Pilpres 2024, Nasdem adalah partai Pendukung Jokowi dan berhasil memenangkan menjadi Capres. Bahkan Nasdem mengeklaim kemengan Jokowi sebagai bagian langkah  penting sang Ketua Nasdem Surya Paloh. Bagi Surya Paloh kemenangan Jokowi adalah kemengan Nasdem dan menjadi klaim Surya Paloh sebagi King Maker untuk Jokowi. Nasdem dekat dengan pemerintahan dan diganjar 3 Menteri di Kabinet Jokowi.
Bagi elite Nasdem yang menolak pencapresan Anies berdalih jika  Nasdem telah melakukan kesalahan langkah politik dalam kontestasi pilpres 2024. Nasdem idealnya mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Ganjar identik dengan penerus Jokowi dan akan menjadi legacy bagi Nasdem menjamin Pemerintahan Jokowi sampai tuntas.
Pencapresan Anies Presiden harus dibayar sangat mahal.Nasdem harus berhadapan dan berkelahi dengan kadernya sendiri. Ancaman berbagai pihak yang akan merongrong Nasdem tidak hanya dari  Pengurus Partai, tetapi banyak kader dan simpatisan partai dari grassroots/akar rumput akan mengancam tidak memlilih Nasdem di Pileg 2022 dan juga tidak aklan mencoblos anies Bawesdan.
Berdasarkan survei dari berbagai Lembaga Survei politik Saeful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan periode Agustus-September 2022, Nasdem mengalami penurunan tajam  dalam elektabilitas partai papan atas . Elektabilitas Nasdem terus terperosok diangka 3,4 persen. Angka ini sanga jauh dengan perolehan suara di Pileg 2019 sebesar 10,26  persen (Kurs DPR)
Langkah Anies untuk menjadi Presiden 2024 masih jauh dari finis. Harus menyelesaikan persoalan tehnis yang disyaratkan  UU. Artinya Anies dan Nasdem harus segera membentuk Koalisi tambahan untuk memenuhi syarat UU Pemilu N0.7 Tahun 2017 berkaitan ambang batas minimal pencapresan.
Nasdem boleh percaya diri untuk mengusung Anies, akan tetapi PR berat harus segera dilakukan, membentuk Koalisi  Partai memenuhi presidential threshold 20 persen atau 115 Kursi.
Pertemuan dengan Demokrat antara Anies dan AHY selaku Ketua Partai ,mengisyaratkan pertemuan yang hampa, tidak menyentuh hal yang subtansi untuk menemukan titik temu melakukan koalisi partai.Kedua capres hanya sebatas menebar senyum. Anies tidak punya hak dan pengukuhan sebagi ketua partai Nasdem sehingga apa yang dilakukan dalam peristiwa lertemuanya Capres tersebut tidak bisa menjawab kebutuhan koalisi untuk infrastruktur pencapresan.