Mohon tunggu...
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc Mohon Tunggu... Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah -

Aparatur Sipil Negara, Provinsi Kalimantan Tengah, anak suku Dayak Ngaju.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potong Leher dan Poros Maritim Tanah Dayak

8 Oktober 2015   10:17 Diperbarui: 8 Oktober 2015   10:52 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka mereka yang diambil kepalanya amat dihormati , karena membawa berkah dan akan menjadi anggota kerajaan akhirat tempat hidup kekal yang harmonis untuk semua.

Berhenti mengambil kepala manusia kepada mengambil kepala hewan ?

Belanda terus menerus melakukan upaya-upaya penetrasi kepedalaman untuk memusnahkan orang Borneo itu, namun tak pernah berhasil, karena beratnya medan dan penyakit serta senjata mereka disertai sulitnya menemukan mereka di rimba raya. Melalui tokoh-tokoh lokal Belanda memasukan ajaran pencerahan agar mereka tidak lagi mengambil kepala manusia. Bahwa kepala manusia bisa di konversi dengan kepala hewan lain seperti kerbau atau sapi, babi dan lainnya.

Di sisi orang Borneo, mereka mulai menyadari bahwa jumlah populasi penduduk mereka bahkan berkurang, sangat sulit mendapatkan calon menantu bagi anak-anak mereka, karena pemuda pemudi yang terbaik makin berkurang jumlahnya menjadi bagian dari kerajaan soga, alam baka karena kayau.

Pada tahun 1894 akhirnya seluruh Kepala Suku di Borneo (termasuk Sabah, Brunei, Sarawak) setuju untuk melakukan pertemuan besar Rapat di Desa Tumbang Anoi (sekarang di Hulu Sungai Kahayan Kalimantan Tengah). Hasil pertemuan yang dipersiapkan oleh Damang Batu (arikel Kompas Rabu, 6 April 2011) selama 5 (lima) bulan itu, sebuah keputusan yang membawa suku Dayak ke dalam era Peradaban Baru yaitu tidak lagi melakukan “Kayau” di ganti dengan pengorbanan hewan yang menandai pula masuknya akulturasi asimilasi interaksi suku Dayak dengan dunia luar, mengakhiri era perang antar suku / anak suku yang menandai perubahan nyata tentang revolusi kebudayaan di ranah Borneo.

Tonggak Perubahan di Ranah Borneo.

Sejak perubahan tahun 1894 tersebut, sampai era awal Kemerdekaan Indonesia suasana kondusif terus tercipta di ranah Borneo yang terus membawa masyarakatnya menapaki era moderen melepaskan sebagian kebiasaan lama yang menghambat interaksi dengan dunia luar.

Tahap yang amat krusial adalah pembentukkan Provinsi Administratif Kalimantan Tengah Tahun 1950 dan Daerah Swatantra Tingkat I yaitu Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah dengan UU Darurat Tahun 1957.

Era perubahan yang merupakan berkah dari kemerdekaan Indonesia itu dapat dilihat antara lain dari Film dokumenter Central Kalimantan Documentary di youtube.com dengan link

https://www.youtube.com/watch?v=86-wBJ0BMBQ

Di dalam penjelasan film dokumenter tersebut terdapat pula dua link yang menjelaskan sebagian kondisi Provinsi Kalimantan Tengah dalam era baru masa kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun