Beberapa hari ini saya sakit demam, pusing, pilek, dan batuk. Seperti biasa, jika kita sakit maka tidak banyak hal bisa kita lakukan, bahkan kita hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.Â
Tidak ada energi fisik, pikiran, dan hati untuk beraktivitas, bekerja, melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.
Menjadi orang sakit ibarat kita tidak punya kebebasan untuk bertindak. Kita menjadi orang dengan pribadi yang terbatas.Â
Berbeda halnya bila kita sehat, jiwa dan raga, maka kita seperti pribadi yang merdeka, bisa melakukan apa saja, karena dukungan tenaga fisik dan rohani sangatlah mencukupi.
Jika kita sakit kita tidak bisa berbuat yang terbaik, bahkan tidak bisa berbuat apa-apa, manusia tanpa daya, lalu ketika kita sehat, apa yang harus kita lakukan?
Manusia merdeka, manusia yang sehat jasmani maupun rohani, bebas melakukan apa pun, baik maupun buruk. Kita bisa memilih menjadi manusia yang jahat, yang menebar keresahan di ruang-ruang publik maupun ruang terbatas dalam komunitas.Â
Menjadi manusia yang jahat yang sengaja menjungkirbalikkan kebenaran dengan logika-logika miskin mengada-ada, yang kita paksakan kepada banyak orang untuk diyakini menjadi suatu kebenaran.
Namun, kita juga bisa memilih menjadi manusia sehat yang merdeka, inspiratif, menebar kebaikan dan semangat hidup kepada banyak orang.Â
Ingatlah bahwa ketika kita sakit, dukungan orang lain sangat penting untuk menyehatkan kita. Oleh karena itu, di saat kita sehat dan merdeka dalam bertindak maupun berpikir, sudah selayaknya kita ikut andil dalam menyehatkan banyak orang.
Itu bisa kita lakukan dengan menempatkan logika berpikir secara benar, bisa kita lakukan melalui tindakan yang sesuai dengan akal sehat, kewarasan, tidak menabrak norma-norma yang baik dalam komunitas maupun lingkungan sekitar.Â