Rasa mengantuk memang menjadi tantangan terbesar untuk anak-anak, termasuk anak SMA, yang diharuskan bangun sangat pagi, seperti pukul 04.30, apalagi jika pukul 03.00 harus sudah bangun untuk persiapan berangkat sekolah agar bisa sampai sekolah pukul 05.00. Sudah banyak yang menuliskan tentang dampak buruk yang terjadi jika anak diwajibkan masuk pukul 05.00, dan apakah sudah ada kajian yang matang soal itu.
Saya membayangkan hal yang sederhana saja. Jika pun kebijakan itu akan terus diterapkan, alangkah baiknya, sediakan sarapan di sekolah, minimal kue-kuelah, atau makanan ringan pengganjal perut di pagi hari. Lebih baik juga, buatlah program minum susu seperti dulu waktu saya kecil, sekolah SD, di hari-hari tertentu diberi minuman susu gratis. Terapkan saja ini biar anak-anak yang "dipaksa" untuk terbiasa bangun sangat pagi, tetap memiliki energi yang cukup untuk belajar.
Adakah angkutan untuk anak sekolah gratis? Kalau belum, sediakan saja, supaya di pagi hari, ada anak-anak sekolah yang terbantu dengan transportasi jenis ini. Hal ini juga bisa mengurangi risiko anak terpapar tindak kejahatan di waktu dini hari atau subuh.
Banyak hal sebenarnya bisa dituliskan, dan rasanya, tak mungkin selesai dalam satu tulisan. Bahkan, sudah banyak yang membahasnya, sudah banyak yang memberikan saran, masukan, kritik, bahkan protes hingga mengungkapkan keprihatinan. Untuk semua hal tersebut, memang sebaiknya kembali kepada pertanyaan hakiki, pendidikan itu untuk siapa? Apakah sebuah prestasi harus dimulai dari bangun pagi-pagi sekali di era milenial seperti saat ini?Â
Saya menuliskan ini karena teringat putri saya yang setiap hari bangun pagi. Bangun pukul 04.30 untuk persiapan sekolah yang dimulai kegiatan belajarnya pukul 07.00. Tidak terbayangkan, harus bangun pukul berapa putri saya jika ia harus masuk sekolah pukul 05.00.
