Bekerja dan berkarya juga merupakan sebuah doa. Begitu pun ketika menulis, saya tak boleh lupa bahwa karya demi karya itu juga merupakan persembahan terindah kepada Sang Pencipta. Maka akan ada kedamaian dalam menulis; ada ketenangan saat berkarya. Rabindranath Tagore mengatakan, "Kedamaian hanya bisa Anda peroleh di saat sujud dan tafakur mengenang keagungan Tuhan." Damai sebelum menulis, damai saat menulis, dan damai setelah menulis merupakan anugerah yang patut saya syukuri.
Rabindranath Tagore juga mengungkapkan, "Anda tidak bisa menyeberangi samudra hanya dengan berdiri dan memandangi air." Selaras dengan apa yang diungkapkan tersebut, maka jika ingin segera menulis janganlah bengong, menulis sajalah, enjoy dan jangan diam saja.
4. George B. Shaw
Sastrawan Irlandia yang lahir di Dublin pada 1856 ini merupakan peraih Nobel Sastra 1925. Melalui kata-katanya saya belajar tentang waktu luang. Memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal positif, apalagi dibarengi dengan giat belajar tentang banyak hal, merupakan langkah yang cerdas. Shaw mengatakan, "Orang terpelajar adalah orang yang pandai menggunakan waktu luangnya untuk belajar." Salah satu cara memanfaatkan waktu luang dengan cerdas itu adalah dengan menulis.
Hal yang juga penting bagi saya adalah akurasi, ketepatan, sehingga saat menulis, jangan sampai menimbulkan salah tafsir atau kesalahan yang berakibat fatal. Shaw mengingatkan saya, "Berhati-hatilah terhadap pengetahuan yang salah. Ini lebih berbahaya dibandingkan dengan ketidaktahuan." Untuk itulah, dalam lubuk hati yang paling dalam saya berkata, "Tak usah menjadi penulis jika isi tulisanmu hanya untuk menyesatkan orang lain."
Sebenarnya masih banyak sastrawan di masa kini yang menginspirasi dunia, termasuk dunia menulis. Tapi, untuk kali ini cukuplah saya tuliskan empat sastrawan di atas. Silakan melengkapinya dengan sastrawan favorit Anda untuk memberi tambahan inspirasi bagi diri Anda sendiri.
Selamat berkarya, salam inspirasi! Â Â
