Bahwa hakikat membaca puisi bukanlah adu gaya, melainkan  bagaimana pembaca berhasil menyampaikan pesan (message) yang ditulis penyair (dalam puisi) sampai ke audience lewat kejelasan artikulasi, ekspresi, speed, nada dan irama.Â
Tentu saja tahap awalnya harus melalui proses apresiasi terhadap puisi yang akan dibacakan. Dengan begitu, niscaya audience akan merasakan apa yang ingin disampaikan penyair.
Bagaimana, sudah siap membaca puisi? Hokya, tetot tetot wuk wuk! (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI