Kami segera memesan bakmi godok, bakmi goreng, dan nasi goreng. Di warung bakmi jawa ini, pelanggan tidak perlu gelisah menunggu  pesanan datang. Ada beberapa juru masak di dapur dengan deretan wajan yang siap mengolah pesanan secara bersamaan. Semua juru masak  dilatih langsung oleh Mas Ari, sehingga cita rasa masakan mereka sama semua.
"Bakminya enak, meskipun berukuran agak besar, tetap mudah dipotong. Bumbunya gurih dan semua terasa seimbang. Tak ada yang berlebihan," jelas ibu negara Omah Ampiran.
Warung bakmi jawa Mas Ari sengaja mengambil tempat di tengah desa. Hal ini dimaksudakan agar pelanggan mengenal dan dekat dengan suasana desa: sawah membentang, pepohonan di kanan-kiri jalan, kehidupan yang tenteram.Â
Menu minumannya pun masih lekat dengan kehidupan masyarakat desa: wedang teh  jahe, jeruk kencur, kencur jahe,  kencur sere, jahe sere, dan kunir asem gula jawa.
"Minumannya memakai rempah asli. Jeruk dicampur kencur, terasa segar. Coba saja Mas Herry, pasti suka," pinta Mas Winarno.
Memang minuman rempah asli menghadirkan sensasi yang tak ada duanya. Karena penasaran, kami memesan berbagai wedang yang membuat badan menjadi hangat.
Walau letaknya di tengah perkampungan, bakmi jawa Mas Ari tetap diburu pecinta kuliner. Sehari bisa menghabiskan lima puluh sampai seratus porsi, terlebih di akhir pekan. Tak mengherankan karena Mas Ari memang dikenal di kalangan pengusaha bakmi jawa.Â
Bahkan lelaki dengan dua anak ini selalu menciptakan inovasi baru dalam bidang kuliner. Ia menginovasi iga bakar klatak dan menciptakan menu gokil (sego/nasi kikil). Pengalamannya membantu ibunya, Suwarni, dalam mengolah bebek Klaten juga turut andil dalam menciptakan berbagai menu baru.
"Mungkin minyak jagungnya yang membuat rasa bakmi di sini lebih lembut, ringan, dan enak," ujar Mbak Susetyowati.
Selain menu bakmi dan nasi goreng, pelanggan bisa memesan capcay, tongseng, dan sup ayam. Warung buka dari jam sepuluh pagi sampai sepuluh malam. Jangan takut kehabisan tempat duduk karena warung berukuran luas dan pelanggan bisa memilih tempat duduk sesuka hati: halaman depan, teras, ruang tengah, maupun halaman belakang.
Bagaimana, sudah siap blusukan ke pereng wetan Prambanan sambil membayangkan hangatnya wedang rempah asli?Â
Ayo saksek sak kayange!