Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masa Kecil, Cinta Kecil dan Si Anu Kecil

12 Februari 2016   02:18 Diperbarui: 12 Februari 2016   02:35 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika saat hendak kenaikan kelas, bu Milla memanggil saya, dan bilang ‘plus minus’ seperti ini  : “Herry, kalau bisa jangan pakai celana yang kekecilan dan ketat yah, kasihan burungnya kejepit lho”………… diucapkan sambil tersenyum, dan khayalan saya untuk menikahi ibu Milla hancur bagai terhempas badai, karena ucapan beliau menyadarkan saya bahwa faktanya otong saya masih kecil hahahahaha, walau begitu ibu Milla tetap cinta kedua saya… ehm…ehm (mirip photo si bro Granito FC dibawah deh..)

Paket Diana dan Romana, selalu menjadi penenang sekaligus alasan saya untuk cari perhatian, maka hampir setiap bulan pastilah saya berantem atau minimal dihantam penggaris kayu oleh Bapak guru yang sangar. Walau sakit saya tidak pernah meringis apalagi menangis, karena saya malu kalau dilihat Diana atau Romana jika sampai kalah berantem atau dihukum oleh bapak-bapak guru yang garang.

Anehnya, dua cewek paling cantik satu kelas dan satu sekolahan ini, entah kenapa suka main dengan saya, bahkan selama bersekolah disana, setiap pulang sekolah kami selalu bareng-bareng. Nyaris tidak ada gerombolan yang berani dekat-dekat apalagi gangguin mereka, karena jangankan yang seumuran, bahkan kakak kelas beberapa kali pernah berantem dengan saya, belum lagi gerombolan satu kelas yang biasa dapat jatah memalak jajan dijamin loyal saling melindungi.

Suatu ketika saya lihat Diana dan Romana tidak akur, seperti sedang marahan, biasanya mereka satu paket kalau main sama saya dan anak-anak. Usut punya usut plus rasa Geer saya mengatakan bahwa Diana cemburu pada saya, karena lebih dekat pada Romana yang berwajah teduh dengan senyum sekelas Ibu Milla. Akhirnya suatu ketika saya dapat gabung bareng mereka, dan bilang bahwa mereka berdua sama cantiknya, seandainya saya sudah besar serta sudah sunat saya pengen suatu hari kawin dengan cewek seperti mereka berdua *gombal jujur mode on…… ajib, ini berhasil dan mereka kembali akrab wakakakakakkakakakkk.  

Sianu Kecil

Lanjut… Suatu ketika Mama menyuruh saya untuk bersunat, karena anak-anak lebih muda dari saya sudah pada sunat. Walaupun mampu menahan sakit, tetap saja waktu itu saya takut disunat, sakit bro. saya lihat yang sunat pada nangis tekaing-kaing, pakai sarung plus jalang ngangkang-ngangkang wakakakakak.


Tapi entah kenapa salah seorang tante saya dipanggil Acil Mia, pernah bilang bahwa kalau tidak sunat maka tidak bisa kawin. Jleb, saya yang bercita-cita untuk kawin tersadarkan dengan seketika bahwa sunat ini penting, walau sakit harus saya hadapi…!!!

Ini jujur, salah satu cita-cita saya adalah Kawin, banyak anak-anak bercita-cita jadi pilot, dokter bahkan presiden, saya cita-citanya cuma ingin kaya dan kawin. Kalau saya retret ingatan kebelakang sepertinya, keinginan kawin ini adalah akibat ikut-ikutan kebiasaan ngintip sohib-sohib waktu itu, kami biasa mengintip dibawah jembatan kayu baik ketika air laut surut ataupun air pasang, kalau lagi mujur kadang ngintipin orang pacaran yang lagi mesra-mesraan, aaah sungguh pengalaman yang mengayakan jiwa wakakakkakakakkk.

Singkatnya demi semangat mencapai salah satu syarat untuk kawin, saya beranikan diri untuk bersunat. Saya sunat barengan dengan adik saya yang selisih dua tahun umurnya. Saya minta pak Mantri menyunat adik saya duluan, dan saya lihat adik saya santai serta tidak menangis terkaing-kaing, melihat ini saya pun menjadi percaya diri. Tiba giliran saya, pak Mantri meletakan benang-benang pada paha saya, lalu mengajak saya ngobrol, nanya ini, nanya itu. Eittsss… terus dia bilang “sudah” wakakakkakakakakk.

Bahagianya saya, ternyata sunat itu sakitnya cuma saat suntik obat bius yang pertama, sisanya nggak berasa sakit. Saya perhatikan kondisi Sianu saya yang kecil itu didalam sarung dibalut oleh perban putih, saya beranikan diri pegang, eeeh tidak sakit, lalu saya pegang lagi, dan pegang lagi, saya berpikir apakah saya beruntung dapat ilmu kebal dari kakek moyang saya yang perkasa…? Merasa kebal, tangan saya bahkan tanpa sadar meremas-remas, eeeh tidak sakit wakakakakakakak.

Malang bukan untung tapi malang letaknya Jawa Timur, akhirnya efek obat bius hilang. Jleb, saya kesakitan sampai terkaing-kaing, busyet denyuutan sakit Sianu saya begitu menyiksa, tidak cukup erangan bahkan dibutuhkan kipas untuk mendinginkannya. Plus hebatnya setelah diingin penampakan Sianu saya menjadi sebesar bola lampu lima watt wakakkakakkkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun