Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wah, Siswa di Surabaya Terbebas dari Pekerjaan Rumah?

27 Oktober 2022   09:37 Diperbarui: 27 Oktober 2022   10:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Belajar Bersama; Foto: dokpri, RoniBani

Sikap-sikap di atas mendapatkan respon dari orang tua siswa di rumah, misalnya:

  • membantu anak dengan berdiskusi/tanya jawab pada topik yang menjadi PR (acuh)
  • membiarkan anak mengerjakan/menyelesaikan sendiri atau bersama temannya (tak acuh)
  • meminta anak mengerjakan secara cepat untuk membantu orang tua (acuh tak acuh)
  • meminta anak mendahulukan tugas-tugas rumahan daripada PR (ancam)

Dalam hal mengerjakan/menyelesaikan PR, sependek pengalaman di sekolah, sesungguhnya sikap para siswa tidak selalu sama dan sejajar. Menerima PR dengan sukacita akan berbeda sikap pada mereka yang menerima PR sebagai beban. 

Hal ini tercermin pada saat  guru meminta siswa untuk mengumpulkan atau memeriksa PR itu pada hari berikutnya atau sesuai jadwal pelajaran itu. Jadi PR itu merupakan "beban dan tanggung jawab" pada siswa. 

Siswa yang "ringan" akan menikmati penugasan PR dari guru, sementara siswa "berat" akan ogah dan terpaksa mengerjakan dengan hasil asal jadi demi terhindar dari sanksi yang akan diberikan guru. 

Padahal PR itu sendiri menurut Oemar Hamalik,  dipahami sebagai "Suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada murid-murid, tugas tersebut dikerjakan dan diselesaikan serta dipecahkan di rumah, dalam hubungannya dengan suatu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. 

Pekerjaan rumah memberikan kesempatan belajar di rumah dan kegiatan-kegiatan ini merupakan pelengkap bukan sebagai duplikat dari kegiatan belajar di sekolah. Pekerjaan rumah mengandung 3 (tiga) unsur yakni: 

  • unsur tugas, 
  • unsur belajar (home study), 
  • unsur penilaian." 

Chairinnisa Graha (2007) dalam bukunya Keberhasilan Anak di Tangan Orang Tua, Panduan bagi Orang Tua untuk Memahami Perannya dalam Membantu Keberhasilan Pendidikan Anak. Pada satu bagian buku ini, Graha memberikan 3 alasan penting yang mendasari pentingnya peranan orang tua pada keberhasilan anak:

  • Anak merupakan anugerah Tuhan
  • Anak mendapatkan pendidikan pertama dari orang tua
  • Orang tua yang paling mengetahui karakter anak

Tentang PR, Graha menyarankan agar para orang tua menentukan batasan waktu (time limited) agar mereka tidak "tenggelam atau abai" dalam tugas dari sekolah. Batasan waktu itu akan menolong anak untuk paham manajemen waktu di rumah, dimana anak harus dapat bersama orang tua pada tugas-tugas rumah, di samping anak pun membutuhkan waktu untuk menyegarkan otak dan badan.

Redaksi Health Secret dalam buku Seri Bunda Berdaya Mengatasi Penyakit dan Masalah Belajar Anak Usia Sekolah (2013) pada salah satu bagian dari isi buku ini memberikan saran pada para orang tua tentang suatu pembiasaan di rumah bila anak mengerjakan tugas-tugas sekolah, khususnya PR. Ia menulis, biasakan mengerjakan PR di hari yang sama sepulang sekolah. Meski tugas/PRnya seminggu lagi, sebaiknya langsung diselesaikan hari itu juga. 

Mengerjakan PR/tugas pada malam hari sebelum dikumpulkan pada keesokan harinya sangat berpotensi lupa dan membuat kehebohan di pagi hari. Sediakan white board yang bisa diisi anak, apa saja tugasnya, tandai yang sudah dikerjakan sehingga tidak terlupakan.

Saran yang disampaikan ini menarik, dan rasanya mudah dilaksanakan, namun seberapa besar perhatian orang tua di rumah pada anak dalam hal materi pembelajaran yang diterima termasuk tugas, dan material pendukungnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun