Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Peminangan Ketika Meminang Gadis di Soliu Amfoang Barat Laut

24 September 2025   14:10 Diperbarui: 24 September 2025   17:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
baki berisi tanda penghormatan dan terima kasih; foto: AnselBani

Hari itu, Rabu (17/9/25) rombongan keluarga dari Umi Nii Baki-Koro'oto desa Nekmese, Amarasi Selatan tiba di Soliu. Di depan rumah telah dibangun tenda yang akan bermanfaat sebagai ruang resepsi pernikahan. Ruang di mana para kerabat dan sahabat, tamu dan undangan menghadiri acara resepsi sederhana atas pernikahan sepasang kekasih.

Magrib makin turun, rombongan peminangan tiba. Mereka membawa 5 baki/dulang maso minta tanda penghormatan dan terima kasih kepada keluarga yang menerima peminangan, dan 1 baki kecil tanda/simbol kehormatan pada gadis yang kelak menjadi ibu rumah tangga dan niat penyelenggaraan acara pernikahan.

Sebagai Juru Bicara (jubir/mafefa') keluarga sesungguhnya saya menyiapkan kata-kata pengantar yang akan saya tempatkan di sini. Sayangnya, ketika itu Jubir pihak keluarga penerima peminangan kurang (atau tidak) responsif secara lugas.

Kalimat-kalimat yang saya siapkan itu untuk menyertai tiap baki yang disiapkan.

Juri Bicara Mewakili Keluarga-keluarga; foto: AnselBani
Juri Bicara Mewakili Keluarga-keluarga; foto: AnselBani

Pembuka sebagai sapaan:

Pembuka Sapaan Meminang 

Hari ini kami datang, menapak jejak di tanahmu,
menyusuri jalan leluhur, dengan hati yang tunduk dan hormat.
Kami bawa lima dulang, bukan sekadar isi tangan,
tetapi tanda kasih dan hormat serta pengikat persaudaraan.

Seperti kata tua-tua: Nii ja te nmui' in hau 'tora', faut gwoa te nmui' in faut sukif,
tiang ada penyangganya, batu ada sandarannya.
Demikian pula hidup manusia, berdiri karena saling menopang.
Maka hari ini, kami datang menyandar pada keluargamu,
menyampaikan niat baik: bahwa bunga yang tumbuh di halamanmu,
hendak kami sambut untuk mekar di rumah kami.

Lima baki/dulang kami hendak letakkan di hadapan keluarga,
dulang sirih-pinang sebagai awal tutur,
dulang kain sebagai penutup tubuh indah,
dulang perhiasan sebagai penghias kehidupan fana,
dulang ternak dan jagung sebagai penopang nafkah,
dan dulang berkat sebagai peneguh janji.

Dengan ini, kami mengetuk pintu rumahmu,
mohon restu Tuhan dan ridho keluarga,
agar tali kekerabatan ini terajut dan terjalin
seperti benang tenun yang tak putus terus terurai,
seperti bukit batu di Timor yang tak tergoyahkan.

Baki/Dulang Pertama, berisi Kitab Suci dan Lilin. Narasi Dulang Pertama

Inilah dulang pertama yang kami bawa,
berisi lilin dan Alkitab,
tanda terang dan tanda iman.

Lilin kami letakkan sebagai cahaya yang menuntun langkah,
agar setiap jalan rumah tangga yang kelak dibangun
tidak tersesat dalam gelap dunia.
Ia melambangkan terang kasih,
yang tak pernah padam meski angin mengguncang.
Maka, janganlah tiup-padamkan ketika bersua hari bahagiamu.

Alkitab kami persembahkan sebagai dasar,
batu penjuru yang teguh,
agar hidup pasangan kekasih berdua bukan sekadar ikatan daging dan darah,
melainkan perjanjian kudus di hadapan Allah.
Di atas firman-Nya, cinta bertumbuh,
dan dalam kasih-Nya, rumah tangga berdiri kokoh.

Maka dulang pertama ini kami letakkan dengan hormat,
sebagai tanda bahwa jalan yang hendak ditempuh
adalah jalan terang,jalan kasih,jalan yang diberkati oleh Tuhan.

Baki/Dulang Kedua, berisi tanda terima kasih dan penghormatan kepada Orang tua, Keluarga, Pemerintah Desa dan Institusi Keagamaan. Narasi Dulang/Baki Kedua sebagai berikut.

Inilah dulang kedua yang kami bawa,
berisi kain tenun, hasil tangan yang sabar,
jalinan benang demi benang,
seperti kasih orang tua yang tiada henti.

Kain ini bukan sekadar penutup tubuh indah,
tetapi tanda hormat kami kepada ayah dan ibu terkasih,
yang dengan peluh dan doa telah menumbuhkan bunga di halaman,
hingga kini mekar dan harum.

Setiap helai benang melambangkan ucapan terima kasih,
setiap motif tenun melukiskan doa panjang umur,
sehat, dan damai.

Kami sertakan pula rasa terima kasih dengan bingkisan kecil
di dalam baki berbungkus kain putih, kenangan masa berlalu
mimpi indah ke masa depan pada Ananda terkasih yang tumbuh sebagai kembang desa.

Teringat pula kami pada Pemerintah Desa sebagai Pengayom,
demikian pula pada kaum Penasihat dalam institusi keagamaan
Kiranya pemberian ini diterima dengan rona berseri senyum
Kiranya kaki dan tangan ringan ketika menjadi penopang kami
pada acara dan hajatan keluarga di lingkungan ini.

Maka dulang kedua ini kami letakkan dengan rendah hati,
sebagai tanda kasih, tanda hormat, dan tanda syukur kami,
kepada orang tua yang menjadi asal mula segala kebaikan
.

Baki/Dulang ketiga dan keempat, menyasar Gadis yang hendak menerima peminangan. 

Inilah dulang ketiga yang kami bawa,
berisi peralatan berias diri,
tanda penghormatan kami kepada sang putri.

Cermin kecil, sisir, dan harum wewangian,
bukan sekadar benda hias,
melainkan lambang doa,
agar wajahmu selalu berseri,
cahaya matamu tetap bening,
dan senyum bibirmu tak pernah pudar.

Seperti bunga di lembah yang disapa embun pagi,
begitulah engkau disayangi,
dan begitulah kami berharap,
engkau senantiasa terjaga dalam keindahan dan kemuliaan.

agar tubuhmu terlindungi dalam kasih,
seperti benang tenun yang saling merangkul.

Barang mas ini melambangkan kemuliaan,
kilau yang tak sekadar menghiasi,
tetapi menjadi tanda bahwa engkau berharga,
lebih mulia daripada emas murni,
lebih indah daripada batu permata.

Dengan pakaian dan emas ini,
kami ingin berkata:
bahwa engkau bukan sekadar gadis yang dipinang,
tetapi engkau adalah permaisuri dalam rumah,
pelita dalam keluarga,
dan cahaya dalam setiap langkah hidup bersama.


Baki/Dulang Kelima, isinya setandan pinang wangi (bonak), sirih, kapur dan tembakau. Narasinya sebagai berikut:

Inilah dulang kelima yang kami bawa,
berisi sirih, pinang wangi, kapur, dan tembakau.

Dulang ini bukan semata suguhan,
tetapi lambang persaudaraan,
tanda bahwa setiap yang hadir hari ini
duduk dalam satu lingkaran kasih.

Sirih hijau melambangkan kesejukan hati,
pinang wangi melambangkan keharuman tutur,
kapur putih melambangkan ketulusan niat,
dan tembakau melambangkan persahabatan yang menghangatkan.

Dulang ini kami letakkan di tengah-tengah,
agar setiap tangan yang menyambutnya,
merasakan bahwa acara ini bukan hanya milik dua keluarga,
tetapi menjadi milik seluruh sanak saudara dan sahabat
yang menyaksikan janji kasih diteguhkan.

Seperti sirih-pinang yang tak hendak dimakan seorang diri,
demikian pula ikatan ini: dibagi, dinikmati, dan diberkati
oleh semua yang hadir dalam rumah besar persaudaraan
.

Kolase proses penyerahan dan penerimaan barang yang dibawa oleh rombongan Peminangan; foto: AnselBani
Kolase proses penyerahan dan penerimaan barang yang dibawa oleh rombongan Peminangan; foto: AnselBani

Baki/Dulang terakhir yang dihantarkan berbeda. Isinya berupa makhota yang akan dikenakan di kepala pengantin perempuan. Perhiasan indah yang menyertai pakaian pengantin.

Inilah baki/dulang terakhir yang kami bawa,
berisi mahkota pengantin,
tanda kemuliaan dan penghormatan.

Mahkota ini bukan sekadar hiasan di kepala,
tetapi lambang martabat,
bahwa engkau yang hari ini dipinang
akan berdiri sebagai ratu dalam rumah tangga,
sebagai permaisuri yang dimuliakan,
dan bersama suamimu,
menjadi tiang agung penopang keluarga.

Mahkota ini adalah doa:
agar pikiranmu selalu jernih,
keputusanmu selalu bijaksana,
dan cintamu selalu melingkupi seluruh rumahmu.
Ia ditempatkan di kepala,
sebagai tanda bahwa engkau dijunjung tinggi,
dihormati, dan disayangi
.

Buku sebagai tanda kenangan dari Jubir kepada Jubir; foto: AnselBani
Buku sebagai tanda kenangan dari Jubir kepada Jubir; foto: AnselBani

Setelah semuanya diserahkan, Juru Bicara keluarga laki-laki menyerahkan tanda kenangan kepada Juru Bicara keluarga yang menerima peminangan. Tanda kenangan itu berupa 3 buku dengan judul berbeda. Ketiga buku itu buah karya dari orang yang menyerahkan buku-buku itu.

Kata-kata penutup sesudah seluruh prosesi berlangsung sebagai berikut:

Demikianlah hari ini kita duduk bersama,
sirih-pinang sudah terhidang,
kata sudah terucap,
niat sudah dinyatakan.

Lima dulang telah diletakkan,
mahkota pengantin telah dipersembahkan,
dan hati keluarga telah dipertemukan.
Apa yang dimulai dengan doa leluhur,
kiranya disertai berkat Uis Neno,
agar langkah berikutnya diberi terang.

Kami pulang dengan damai,
membawa sukacita,
menyimpan ikatan persaudaraan
yang baru saja kita rajut.
Biarlah hari ini menjadi tanda,
bahwa rumpun-rumpun keluarga kini telah berpeluk erat
dalam kasih, dalam adat, dan dalam restu Tuhan.

Doa Singkat (Bahasa Meto' Amarasi)

Uisneno, Uis Pah-hau mone hau feto,
aina'-amaf, aan feto ma aan mone,
feot nai ma nai mnuki'
soob neno ma soob pah.
maut he aan-feot nai ma nai-mnuki'
nmonin mamut ma tainina'
n'ua mnanun ma n'ua pa'en
tetus athoen neno tunan neu sin

(Terjemahan Bebas)
Tuhan Allah di atas kaum leluhur
anak lelaki dan perempuan,
orang tua dan rumpun keluarga
kami bersyukur pada-Mu di langit (surga),
kami bersyukur di bumi.
Kiranya calon pengantin ini
hidup rukun dan damai,
subur dan sejahtera,
panjang umur dan berkat,
serta dilindungi di bumi dan di langit.

Lima pemuda pembawa baki/dulang; foto: AnselBani
Lima pemuda pembawa baki/dulang; foto: AnselBani

Demikian sepenggal catatan kenangan dari Soliu, Amfoang Barat Laut.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 24 September 2025

Heronimus Bani - Pemulung Aksara 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun