Pendahuluan
Transformasi digital di bidang pendidikan memerlukan dukungan sumber daya manusia yang terampil dalam mengelola sistem informasi pendidikan. Salah satu aktor kunci adalah operator sekolah, yang bertugas mengelola sistem pendataan pendidikan berbasis digital, seperti Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Education Management Information System (EMIS), maupun aplikasi asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Menurut Tilaar, data yang akurat adalah dasar utama dalam perumusan kebijakan pendidikan yang efektif1. Namun, meski perannya strategis, operator sekolah sering dipandang hanya sebagai tenaga administratif tambahan, bukan profesi yang memiliki pengakuan formal.
Operator Sekolah adalah individu atau tenaga kependidikan yang bertanggung jawab mengelola dan mengkoordinasikan data serta informasi di sekolah. Posisi ini sering disebut sebagai ujung tombak pendataan karena data yang mereka kelola menjadi dasar bagi berbagai kebijakan dan program pendidikan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok operator sekolah sangat vital dan beragam, meliputi:
- Pengelolaan Data Pokok Pendidikan (Dapodik): Ini adalah tugas utama dan terberat. Operator bertanggung jawab menginput, memverifikasi, dan memvalidasi data sekolah, data pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), serta data peserta didik. Data ini mencakup profil sekolah, sarana prasarana, data nilai, kehadiran, hingga data aset sekolah.
- Administrasi dan Pelaporan: Mengelola dokumen penting seperti SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), surat-menyurat, laporan kinerja berkala, dan mengurus hal-hal terkait Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan tunjangan guru.
- Dukungan Teknis: Mengoperasikan dan merawat perangkat keras dan lunak yang digunakan di sekolah, serta memberikan dukungan teknis kepada staf dan guru jika terjadi masalah pada sistem informasi sekolah.
- Verifikasi dan Validasi (Verval): Melakukan verifikasi dan validasi data PTK dan peserta didik (Verval PTK dan Verval PD) untuk memastikan keakuratan data. Ini penting untuk kelancaran program-program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan penyaluran dana.
- Pengelolaan Akun: Mengelola akun-akun penting seperti akun belajar.id untuk siswa dan guru.
Tantangan yang Dihadapi
Menjadi operator sekolah bukanlah pekerjaan yang mudah. Mereka seringkali menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
- Beban Kerja yang Berat: Operator sekolah seringkali merangkap banyak tugas administrasi di sekolah, padahal mereka adalah tenaga kependidikan dan bukan guru. Volume data yang harus diinput dan dikelola sangat besar dan kompleks.
- Tuntutan Akurasi Data: Kesalahan kecil dalam penginputan data bisa berakibat fatal, seperti tertundanya pencairan dana BOS atau tunjangan sertifikasi guru. Hal ini menempatkan operator di bawah tekanan besar.
- Kurangnya Sumber Daya: Banyak operator yang tidak mendapatkan gaji atau insentif yang layak, bahkan ada yang tidak memiliki status kepegawaian yang jelas. Selain itu, mereka sering dihadapkan pada masalah teknis seperti koneksi internet yang tidak stabil atau perangkat komputer yang tidak memadai.
- Perubahan Kebijakan: Kebijakan pemerintah terkait pendataan seringkali berubah dengan cepat, menuntut operator untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan sistem dan aplikasi baru secara otodidak.
- Kurangnya Apresiasi: Meskipun peran mereka sangat krusial, operator sekolah sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang setara dengan beban kerja dan tanggung jawab mereka. Banyak yang hanya dianggap sebagai "tukang input data" tanpa peduli dengan proses kerja keras di baliknya.
Pentingnya Penetapan Operator Sekolah sebagai Profesi
Pengakuan formal terhadap operator sekolah sebagai profesi membawa implikasi strategis:
- Jaminan karier dan kesejahteraan, termasuk status kepegawaian dan jenjang karier.
- Standar kompetensi melalui kurikulum pelatihan dan sertifikasi.
- Kualitas data pendidikan yang lebih akurat dan dapat diandalkan.
- Stabilitas sistem pendidikan digital, karena ada SDM profesional yang bertanggung jawab.