Mohon tunggu...
Herman Efriyanto Tanouf
Herman Efriyanto Tanouf Mohon Tunggu... Penulis - Menulis puisi, esai, artikel lepas

Founder dan Koordinator Komunitas LEKO Kupang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Akan Hilang

19 Januari 2019   15:35 Diperbarui: 19 Januari 2019   15:55 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Andres Kal/ saatchiart.com

Kau akan diguyur peluh sebab ini kota memang panas

sesekali peluhmu akan menjelma butiran pasir

dan pecahan karang. Tulang-tulang menggertak

daging tubuh dikoyak, tapi gelinding bola matamu

merenggut sukma lalu isi tengkorak

disembahkan ke bentang mezbah

ialah laut yang dikencani senja.

Jika kakimu sempat menari, bersama

anak-anak pantai, dituntunlah kau ke rumpun lontar

hingga matamu tak lagi mampu, sesaat

mana laut, mana darat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun