Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuh, Kesatria, dan Sang Biduan (Silat,Roman/17+)

12 April 2021   08:00 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:47 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cakra tersenyum "Oiya?" lalu mengarahkan lagi pandangannya ke depan sambil berujar " Aku tak  tahu itu" sambil menaikkan tangan mengusap kepala Adhista, Dhista menurunkan kepalanya membiarkan, hingga usapan itu turun ke lengan kiri dan menggengam lembut jemari Dhista.

Dhista melihat ke wajah itu....tatapan mata itu telah kosong seiring genggaman itu lepas bersamaan butiran salju yang turun, ruh Cakra meninggalkan raganya.  Hembusan angin semilirpun  semakin menusuk sembilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun