Mohon tunggu...
Herman Yosef N L Kumanireng
Herman Yosef N L Kumanireng Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Periode dan Ciri Zaman Modern

8 Mei 2022   20:26 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:37 8526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu, subjektivitas juga dipahami dari dimensi historisnya. Pernyataan yang telah disebutkan ini merupakan adalah rumusan yang padat akan kesadaran zaman modern yang selanjutnya terus dipertahankan bahkan sampai dengan abad  ini, bahwa manusia bisa mengetahui kenyataan dengan rasionya sendiri.

Kritik dan kemajuan

Ciri yang kedua adalah kritik. Kritik sudah tentu dengan sendirinya telah terkandung dalam pengertian subjektivitas, dan berhadapan dengan kekuasaan. Ketika kritik ini dilakukan maka rasio bukan saja menjadi pusat pengetahuan, melainkan juga menjadi kekuatan pragmatis yang membebaskan individu dari wewenang (abuse of power) yang memenjarakan kebebasan berpikir, atau juga menghancurkan anggapan yang menyesatkan. 

Di tahun 1600, peristiwa tragis yang terjadi alun alun Campo di Fiore di Roma, sang bidah Giordano Bruno dihukum bakar di depan publik karena pemikirannya (de la causa dan panteisme moderat) oleh otoritas abad pertengahan, karena ajarannya dianggap bertolak dari kitab suci. Adapun Emanuel Kant yang merumuskan kritik adalah tindakan keberanian untuk berpikir sendiri, di luar tuntutan otoritas. 

Kant mengatakan "terbangun dari tidur dogmatis". Hal ini artinya bahwa dengan kemampuan kritis rasio membuat manusia bebas pemikiran tradisional yang berciri Teosentrisme. 

Pada akhirnya subjektivitas dan kritik ini, akan mengandaikan kemajuan. Dengan kemajuan tersebut, manusia  kemudian sadar akan waktu kekinian sebagai sumber langka. Waktu yang dialami manusia sebagai suatu sistem realitas yang tertuju kepada satu tujuan yang dituju oleh subjektivitas dan kritik itu sendiri.

Hari ini, kita cukup mudah menerima dan menentukan perbedaan cara berpikir abad ke 16 dan seterusnya dengan abad abad sebelumnya. Sebagai suatu periode, ketiga ciri kesadaran modernitas muncul pada abad ke 16 dan berpuncak di abad 18. Tentunya perbedaan tersebut adalah hasil perdebatan di masa lalu. Karena begitu samar dan kompleksitas mengenai periodesasi ini, tidak mengherankan kalau pada abad ke 19 para sejarawan menentukan tanggal lahir zaman modern atau modernitas yaitu pada abad ke 16, bersamaan dengan itu juga mereka membedakan zaman sebelumnya yang disebut sebagai "abad pertengahan". 

Walaupun demikian, Istilah "medium aevum" (zaman tengah) sudah muncul di awal modernitas. Istilah ini berasal dari Flavio Biondo. Dia mengatakan bahwa peristiwa awal modernitas adalah Gerakan renaisans, reformasi, dan juga penemuan-penemuan benua-benua baru, penemuan mesin cetak, dan mesiu.

Sedangkan pemikiran para filsuf yang hidup mulai dari abad ke 16, kemudian dicirikan sebagai "modern", karena pemikiran para filsuf pada era ini berpusat pada manusia sebagai subjektivitas, rasio sebagai kemampuan kritis dan sejarah sebagai kemajuan. 

Saat ini, telah bermunculan tema baru dalam filsafat yang mulai meninggalkan ke tiga tema ini dan membicarakan kelahiran bukan hanya kesadaran baru, tetapi juga zaman baru atau post modern.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun