Mohon tunggu...
Herliani Butarbutar
Herliani Butarbutar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca, berenang, memasak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marga batak Membangun Kekerabatan yang Lebih Luas

27 Mei 2025   23:29 Diperbarui: 27 Mei 2025   23:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infobatak (@inf0batak). suara asli - Infobatak. Seberapa Penting MARGA untuk orang batak

Suku Batak, salah satu suku bangsa yang berada di Indonesia, memiliki sistem kekerabatan yang unik dan kuat yang dikenal dengan marga. Marga ini bukan sekadar nama belakang ia adalah identitas seseorang yang mengikat individu dalam jalinan persaudaraan yang luas, melampaui batas-batas keluarga inti. Sistem marga Batak tidak hanya membentuk fondasi bagi tatanan sosial masyarakatnya, tetapi juga membangunan kekerabatan yang lebih luas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.


marga merupakan nama keluarga yang diturunkan secara dari pihak ayah. Setiap individu Batak memiliki marga, yang menandakan asal-usul nenek moyangnya. Lebih dari sekadar penanda keturunan, marga berfungsi sebagai sistem yang menentukan hubungan antarindividu. Misalnya, sesama pemilik marga yang sama dianggap sebagai saudara kandung dan tidak diperbolehkan menikah. Sebaliknya, marga yang berbeda namun memiliki hubungan sejarah (misalnya melalui perkawinan di masa lalu) dapat menciptakan ikatan kekerabatan yang erat, disebut hula-hula (pihak pemberi gadis/istri) dan boru (pihak penerima gadis/istri), serta dongan sabutuha (semarga).
Hubungan-hubungan ini membentuk jaringan kekerabatan yang rumit dan berlapis. Ketika seseorang Batak bertemu dengan Batak lainnya, salah satu pertanyaan pertama yang sering muncul adalah "Marga apa?" Jawaban atas pertanyaan ini segera menentukan posisi baik mereka dalam sistem kekerabatan, yang kemudian akan memandu interaksi, tutur sapa, dan bahkan kewajiban sosial. Solidaritas antar marga seringkali sangat kuat, dengan anggota marga saling membantu dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari acara adat, pendidikan, hingga kesulitan ekonomi.

Membangun Kekerabatan yang Lebih Luas
Sistem marga Batak sering kali mendorong pembentukan kekerabatan yang melampaui batas-batas kesukuan itu sendiri. Ketika seorang Batak menikah dengan non-Batak, seringkali pihak non-Batak akan diberikan marga atau setidaknya diakui dalam lingkaran kekerabatan Batak pasangannya. Hal ini memperluas jangkauan sistem marga dan menperluas silah turahmi  individu dari latar belakang berbeda ke dalam jejaring kekerabatan Batak yang luas.

Buatlah marga ini juga dapat dilihat dalam konteks hukum di Indonesia, khususnya dalam ranah hukum adat dan perdata. Meskipun Indonesia menganut hukum positif yang sebagian besar hukum adat masih diakui dan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam hal kekerabatan, pewarisan, dan perkawinan.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, misalnya, mengakui adanya hukum agama dan kepercayaan serta hukum adat dalam pelaksanaan perkawinan di Indonesia. Pasal 2 ayat (1) menyatakan, "Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu." Meskipun tidak secara jelas menyebut marga, ketentuan ini secara tidak langsung mengakui praktik-praktik adat, termasuk sistem marga yang dapat memengaruhi tata cara perkawinan dan dampak dalam masyarakat Batak. Misalnya, larangan perkawinan semarga diakui dan dipatuhi secara luas dalam komunitas Batak.
Meskipun tidak  lan menunjukkan
Secara tidak langsung, pengakuan terhadap hukum adat dalam berbagai peraturan perundang-undangan Indonesia memberikan ruang bagi kelangsungan sistem marga Batak. Hal ini memastikan bahwa tatanan kekerabatan yang telah terbangun kokoh selama berabad-abad dapat terus berfungsi sebagai pilar identitas dan solidaritas bagi masyarakat Batak, sekaligus menjadi jembatan untuk membangun kekerabatan yang lebih luas dengan masyarakat non-Batak dalam bingkai kebhinekaan.

Sistem marga Batak adalah warisan budaya yang tak ternilai. Ia bukan hanya sebuah struktur kekerabatan, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang mengajarkan pentingnya persaudaraan, solidaritas, dan saling bantu. Dalam konteks Indonesia yang majemuk, sistem marga ini secara aktif berkontribusi pada perluasan kekerabatan, mengikat individu dari berbagai latar belakang dalam satu jalinan kebersamaan. Dengan dukungan dan pengakuan dari kerangka hukum nasional, sistem marga Batak terus menjadi kekuatan pendorong dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berlandaskan persaudaraan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun