Kami semua langsung tertawa. Ibu bilang, "Ya ampun, jadi kita sahurnya kayak orang buru-buru, tapi pas buka puasa malah santai makannya." Ayah nambahin, "Ini namanya efisiensi, bu. Sambil menyendok nasi kebuli".
Akhirnya, dengan tertawa dan sedikit lega, kami menyelesaikan sahur bersamaan dengan kumandang azan subuh. Meski jam dinding mogok dan waktu sempat bikin panik, tapi momen itu jadi cerita kocak yang bakal kami ingat terus.
Jadi, begitulah cerita sahur kocak kami. Jam dinding yang mati, kepanikan yang berujung tawa, dan makanan sisa buka puasa yang jadi penyelamat. Puasa memang penuh tantangan, tapi juga penuh cerita seru yang bikin hari-hari jadi lebih berwarna. Siapa sangka, hal-hal kecil seperti jam dinding mogok bisa jadi sumber tawa dan kebersamaan?
Dan, satu pelajaran penting yang kami dapat: selain siapkan makanan sahur, pastikan juga jam di rumah berfungsi dengan baik. Atau, setidaknya, siapkan power bank buat hp, biar nggak kejadian lagi deh, panik-panik kayak tadi! (hes50)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI