Di sosial media beredar berita mapun video tentang harga tiket naik Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu. Harga tersebut bisa membuat Candi Borobudur dicoret dari daftar distinasi liburan sekolah. Liburan sekolah yang lumayan panjang dan lama untuk tahun ini. Ya, liburan panjang dan lama untuk berhenti sejenak dari rangkaian rutinitas yang memaksa untuk bekerja maupun belajar dari rumah.
Harga naik Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu, bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah untuk membatasi pengunjung yang ingin naik Candi Borobudur, guna menjaga keasrian kekayaan kawasan di Candi Borobudur. Harga Rp 750 ribu merupakan harga tiket naik, bukan harga tiket masuk yang masih dikenakan harga tarif normal sebesar Rp 50 ribu dan Rp 5 ribu untuk pelajar.
Harga Rp 50 ribu merupakan harga yang harus dibayarkan oleh pengunjung untuk menikmati peninggalan sejarah candi Buddha Mahayana terbesar di dunia, namun hanya sampai pelataran Candi Borobudur saja.
Terlepas ada dua penggunaan tiket masuk dan tiket naik, Candi Borobudur memiliki kisahnya sendiri, mulai dari tempat para pemberontak yang melarikan diri seperti dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi. Sebagai tempat angker, seperti diceritakan dalam kronik Jawa, putra mahkota Kesultanan Yogyakarta yang datang mengunjungi Candi Borobudur untuk membuktikan bahwa, apabila ada seseorang yang mendatangi seribu arca, maka orang tersebut akan mati dan tidak pernah ada tanda kepulangan sang pangeran tersebut.
Terakhir sebagai tempat meminta berkah bagi yang mempercayainya. Ada kepercayaan lainnya yaitu barang siapa yang dapat menyentuh salah satu arca yang ada di stupa berlubang maka akan membawa keberuntungan bagi siapapun yang dapat menyentuhnya. Masyarakat menyebut arca tersebut dengan nama kakek Bima, merupakan salah satu tokoh dalam kisah Pandawa Lima dalam cerita Mahabarata. (Hes50)