Mohon tunggu...
Nodi Herhana
Nodi Herhana Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Teacher of Civic Education

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membersamai Si Buah Hati

18 Juli 2020   22:26 Diperbarui: 18 Juli 2020   22:19 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Kecilku. Foto: Dok. Pribadi Nodi Herhana

Saat-saat yang paling dinantikan bagi keluarga muda adalah hadirnya si buah hati.

Tentu bukan hal yang mudah untuk "menghadirkan" anggota keluarga yang baru. Sangat besar pengaruh Tuhan dalam mempercayakan "amanah" ini kepada hambaNya. 

Ada keluarga yang dengan mudah dan cepat Allah berikan amanah, ada pula keluarga yang dengan usaha luar biasa agar amanah Allah segera diberikan kepadanya. Semua itu sudah menjadi ketetapanNya.

Membersamai istri di setiap fase kehamilannya sama saja kita juga membersamai apa yang ada didalam kandungannya. Apa yang dirasakan istri juga akan dirasakan oleh janin. Oleh karenanya menjaga kenyamanan istri baik secara fisik maupun batin menjadi prioritas utama seorang suami.

Anak sebagai buah cinta dari suami dan istri menjadi pelengkap kebahagiaan keduanya. Berbagai cara dan usaha dilakukan agar si anak mendapatkan pelayanan yang terbaik. 

Pelayanan terbaik yang diberikan bukan semata-mata sesuatu yang terlihat, seperti pakaian, tempat tidurnya atau hal fisik lainnya. Namun yang lebih dalam dari itu adalah perhatian dari kedua orang tuanya.

Kehadiran ayah dan ibunya sangat penting dalam membangun perkembangan si buah hati. Anak itu layaknya kertas kosong yang siap untuk ditulis dan dibentuk. 

Siapa lagi yang akan "menulis dan membentuk" diri sang anak kalau bukan orang tuanya. Meskipun dalam realitanya terkadang karena kesibukan ayah atau ibu tidak bisa stanby membersamai anak, namun kontrol utama perkembangan anak haruslah tetap dipegang oleh ayah dan ibunya.

Butuh kerjasama yang apik antara ayah dan ibu dalam mengasuh sang buah hati.

Jangan membebankan terlalu banyak tugas pengasuhan kepada si ibu. Perlu adanya pembagian tugas pengasuhan dan pekerjaan rumah tangga agar si ibu tidak terforsir tenaga dan pikirannya.

Nah dibawah ini beberapa hal yang bisa ayah lakukan dalam rangka membersamai si buah hati.

1. Menggendongnya

Terkadang bagi seorang ayah yang baru memiliki anak pertama akan merasa canggung atau kaku atau tidak berani untuk menggendong bayi mungilnya. 

Bayi yang baru lahir memiliki struktur tulang yang masih lunak dan rentan, jika tidak hati-hati maka bisa berakibat buruk bagi keadaan si bayi. Namun bagi saya menggendong bayi tidak sesulit yang dibayangkan. 

Demi membersamai sang anak saya juga harus mampu untuk sekedar menggendongnya. Yang penting hati-hati dan pelan-pelan, Insya Allah aman terkendali.

Membersamai bayi dengan menggendong bukan saja menjadi momen pendekatan antara ayah dan anak tetapi juga untuk mengendalikan anak dalam kondisi tertentu. 

Misalnya saat anak menangis, menggendong bisa jadi obat ampuh untuk menenangkannya. Atau misalnya saat ibunya ada perlu tertentu, ayah bisa menggantikannya untuk menggendong si anak.

2. Menggantikan Popok

Bagi bayi yang baru lahir, buang air kecil dan buang air besar tidak cukup satu dua kali dalam sehari, bahkan belasan kali. Sosok ayah perlu menguasai bagaimana membuka popok, membersihkan area pantat bayi, dan memasangkannya kembali dengan cepat dan benar. 

Bayi biasanya tidak nyaman sesaat setelah BAK atau BAB, nah ayah bisa dengan cepat mengurusnya, jadi tidak perlu menunggu ibunya yang mengurus.

Tidak sekadar menggantikan popok, tetapi juga mencucikan popoknya. Biasanya dalam sehari beberapa kali mencuci popok bayi. Gantian sama ibunya, sekali-kali ayah juga harus mau mencuci popok anaknya. Lagian tidak secapek mencuci pakaian orang dewasa kok, tenang aja.

3. Begadang

Membersamai anak tidak cukup hanya ketika siang hari, malam haripun kita perlu menemaninya. Meskipun ketika bayi bangun malam hanya bisa ditenangkan oleh ibunya, paling tidak ayah juga ikut bangun menemani ibu agar tidak merasa sendirian. 

Terkadang ibu juga butuh diambilkan sesuatu misalnya bantal sebagai alas menyusui atau minuman karena sering merasa kehausan.

4. Mengajak Berbicara

Walaupun bayi belum bisa merespon apa yang kita ucapkan, namun mengajaknya berbicara memberikan dampak yang baik bagi sang bayi. Bayi perlu diperkenalkan dan dibiasakan dengan aktivitas-aktivitas yang sebentar lagi akan ditemuinya, termasuk berbicara. 

Bayi perlu diajak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan juga dalam rangka merangsang kemampuan motoriknya. 

Bayi yang sering bersosialisasi dengan sekitar akan berbeda tingkat perkembangannya dengan yang jarang diajak bersosialisasi.

Komunikasikan dengan baik pengasuhan anak agar tidak memunculkan permasalahan. Saya yakin setiap keluarga memiliki seninya masing-masing dalam merawat sang buah hati.

Usahakan sebisa mungkin agar kehadiran kita sebagai orang tua bisa maksimal untuk membersamai si buah hati.

Salam,

Nodi Herhana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun