Menguak Kekuatan Bangunan Peninggalan Kolonial Belanda
Selama menjajah kolonial Belanda mendirikan bangunan-bangunannya, guna menunjang operasional di wilayah jajahannya dan menjalankan sistem pemerintahannya selama berabad lamanya.
Yang mana bentuk bangunannya pun amat mudah dikenali dari segi Arsitektur yang memiliki ciri khas dari bangunan lainnya. Namun biasanya bangunan Belanda disesuaikan dengan iklim setempat.
Yakni Indonesia yang beriklim Tropis, maka didirikanlah bangunan dengan plafond (Ceiling) yang tinggi-tinggi. Serta daun jendela model krepyak yang memungkinkan angin leluasa masuk melalui kisi-kisi jendela.
Sehingga berhembusnya angin tidak serta merta terblok, dan  memaksimalkan sirkulasi udara. Mengalir sangat lancar. Mendinginkan suhu di dalam ruang terasa jauh lebih dingin.
Disertai dengan masuknya pencahayaan yang alami, alhasil tak perlu melakukan serangkaian pemborosan energy. Dalam konteks penerapan bangunan ramah lingkungan dikelilingi sumber cahaya natural.
Faktor dingin lainnya pun disebabkan teknik pemasangan double batu bata dengan cara menyilang, yang mana sifat dasar batu itu dingin dan memungkinkan dapat meredam hawa panas matahari dari luar ruang.
Serta untuk lantainya sendiri dari bangunan Belanda pada umumnya menggunakan material Teraso, menyesuaikan dengan iklim yang ada di negara Indonesia. Selain menghasilkan dingin, awet tahan lama serta murah dari segi perawatan.