Kau Lampiaskan Amarah
Kau lampiaskan amarah
hingga meledak
mungkin telah sampai puncak
Kau tinju wajah cermin
yang tak bersalah dan
tak memiliki setitik debu dosa
Tak hanya menyisa retak
namun juga pecah belah
beling-beling kaca berjatuhan
Seperti halnya emosimu
ikutan rontok berguguran bagai
sehelai daun dipetik lengan keangkuhan
Tak ayal kau pun dicubit
penyesalan dan itu lebih perih
dari sekedar luka koyak
Alirkan merah getih
kau terlalu gengsi tuk rintih
rintih kau telan layaknya lalapan
Ada kalanya emosimu
mudah terpancing kail
buatmu sekelebat hilang pikir
Ah sudahlah setidaknya
benda-benda seisi rumah
telah maklum atas amarah dikulum
Barang-barang rusak
pecah dan patah
saksi bisu emosimu
Yang mudah meledak
seperti menyimpan bom waktu
tinggal menunggu pemicu
H 3 R 4
Cikarang, 21/01/20