Dunia Pekat Seperti Dark Chocolate
Aku pulang
namun bukan untuk
pulang kampung
sebuah desa kecil
di balik punggung bukit
Telah lama aku
jadi kunang-kunang
beri terang namun
sejatinya jiwaku
centang perenang
Dunia pekat
seperti dark chocolate
nikmat saban hari
tak jemu kulumat
kendati di riuh hujat
Kian jauh tersesat
terjerat rona-rona fana
bergincu tebal goda
bak kembang gulali
dijilat sepenuh nikmat
Aku pulang
menggembol koper dosa
berat dan bertumpuk
berjalan terhuyung
nyaris tersungkur limbung
Mungkin mereka di luar sana
serasa ingin menimpuk
bahkan bersorak-sorai
menyaksi aku yang terlunta
di belantara nista
Tak kuasa kuangkat wajah
sebab sehelai pakaian malu tersibak
harga diri terjambak di bawah
alas kaki sepatu berkilat
dijepit sela lipatan dompet
Namun Tuhanku
tak pernah menghujat
terlebih menghakimi
pintu ampunan-Nya
terkuak lebar dan
Rengkuh-Nya beri damai
aku pulang menuju rumah-Nya
aku pulang dan tak lagi
menjelma Kupu-kupu
gemar berkeliar
H 3 R 4
Jakarta, 14/01/2023