Menguliti Malu Mengais Belas Kasihan
Yang sehat menadahkan lengan
mengais belas kasihan
demi lembar rupiah penuhi
baki sedari tadi dibawa
yakni peralatan menjaring iba
Duduk bersila
memasang seraut
nelangsa dan memelas
enggan kerja keras memanen
upah selepas perah bulir keringat
Hari ke hari kerap menjaja iba
memberi pakan kemalasan
yang acapkali disuapi
di atas tubuh yang
tak berfungsi
Nadi-nadi malu seakan putus dari
pergelangan lengan hingga
lupa kerja layaknya orang normal
tak menjaja sepotong molek
di atas tubuh-tubuh kemiskinan
Yang sehat badan
serta sakit itu mental
maka bugar mental-mental
enggan bekerja tak ubahnya
insan berdaya dan gemar bekerja
Rasa malu dikuliti hingga polos
tak menyisa kulit ari malu
hanya gemar mengais
remah-remah iba
di pinggir jalan
Menyodorkan baki berharap terisi
namun ada juga didapati
sorot mata dilumuri benci di atas
compang-camping jiwa
Di selembar perca rasa
H 3 R 4
Jakarta, 17/11/2022