Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menguliti Malu Mengais Belas Kasihan

17 November 2022   18:50 Diperbarui: 17 November 2022   19:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : 9GAG@Pinterest.com

Menguliti Malu Mengais Belas Kasihan

Yang sehat menadahkan lengan
mengais belas kasihan
demi lembar rupiah penuhi
baki sedari tadi dibawa
yakni peralatan menjaring iba

Duduk bersila
memasang seraut
nelangsa dan memelas
enggan kerja keras memanen
upah selepas perah bulir keringat

Hari ke hari kerap menjaja iba
memberi pakan kemalasan
yang acapkali disuapi
di atas tubuh yang
tak berfungsi

Nadi-nadi malu seakan putus dari
pergelangan lengan hingga
lupa kerja layaknya orang normal
tak menjaja sepotong molek
di atas tubuh-tubuh kemiskinan

Yang sehat badan
serta sakit itu mental
maka bugar mental-mental
enggan bekerja tak ubahnya
insan berdaya dan gemar bekerja

Rasa malu dikuliti hingga polos
tak menyisa kulit ari malu
hanya gemar mengais
remah-remah iba
di pinggir jalan

Menyodorkan baki berharap terisi
namun ada juga didapati
sorot mata dilumuri benci di atas
compang-camping jiwa

Di selembar perca rasa

H 3 R 4
Jakarta, 17/11/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun