Musafir di Bawah Remang Purnama
Di bawah remang purnama
terdengar sayup-sayup sampai
gesek alas kaki di tubuh aspal
Sebulat purnama paripurna
dengan cahaya memucat
di basuh tirai kabut tipis
Langkah-langkah tak tentu arah
gontai memahat jejak kesepian
lemah layaknya batterai soak
Sesekali lintasi tikungan
berpapasan dengan tiang listrik
tegak berdiri mematung
Memungut serpihan rasa
tercampak dan terbuang
tak terhitung luka meradang
Parutan, codetan, sayatan
lebam sukma tak kasat mata
buatnya memeta jalur nestapa
Purnama terus menguntit bayang
beri secercah pendar meski
nyala nyaris pudar dan samar
Kudapati diri terlunta
di bawat atap langit berjelaga
hitam sehitam tinta kugurat
Pada lembar buku kehidupan
akulah sang musafir
mencicipi kecut menggigit getir
H3 R 4
Jakarta, 01/09/2022