Jingga Tunggu Jangan Pergi Dahulu
Parade payoda seakan bercermin
dipermukaan banyu bening
pun tubuh-tubuh perahu
menggelinjang dijilat
riak air nan payau
seiring sapuan
gelombang
Senja nan merah tak ubahnya
goresan kuas di atas kanvas
tersaput jelaga amarah
hitam pun turut serta
merajah semesta
dalam sepercik
noktah kelam
Langit memiliki berbagai wajah
dan tak seorang pun kuasa
menerka gelagat alam
kadang beri setitik
pertanda perihal
amarah buat
jadi binasa
Terkadang langit terlihat bersolek
bersandar di bahu mega-mega
berdandan memulas wajah
memberi goresan jingga
dalam kemilaunya
pendar elok guna
dilucuti netra
Diketinggian Lazuardi dan di lubuk
hening pekik camar melengking
nyaring getarkan telinga lalu
merobek selubung sehelai
tirai senyap enyah serta
berlarian secepat kilat
tunggang-langgang
Jingga tunggu jangan pergi dulu
menghilang di balik awan dan
terhisap pusaran kelam
terperangkap diam
lalu tak terlihat
buram suram
cengkram
H 3 R 4
Jakarta, 15/08/2022