Selembar Langit Biru dengan Bantal Awan
Selembar langit biru
dengan bantal awannya
terapung-apung di jagad raya
Bergerak lintasi kepala nelayan
tengah mempersiapkan perbekalan
tatkali hari masihlah amat pagi benar
Silir angin menderu mencumbu
helai demi helai dedaunan nyiur
melenguh seiring lambai penuh buai
Seakan mengawali hari dalam
denyut nadi yang tak pernah berhenti
lagi-lagi bergelut dengan kerasnya hari
Di atas perahu-perahu kayu
yang kerap tergugu dibelai gelombang
ditampar debur ombak tak kuasa berteriak
Angin segara riuh bergemuruh
ombak bak sepasang sejoli berkejaran
tiada henti berbaur dengan pekik camar
Perahu kayu acapkali setia guna
menunggu seraya menghantarkan
tubuh-tubuh kekar berkulit nan legam
Beraroma tajam matahari
dengan denyut Nadi dan Nafas Bahari
pergi jauh membuang jala ke tengah laut
Meraup isi perut dalam kandungan lautan
demi kebutuhan hidup ditambatkan
di atas tubuh-tubuh perahu kayu
Terbujur kaku!
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 05/08/2021