Seberang Tugu Pancoran
Lengan nan kekar seakan
mencungkil mata langit
mencabiknya dengan
perkasa yang ada
Dengan sikap tubuh
seakan hendak melesat
berlari teramat cepat
berpacu dengan waktu
Sejatinya ia terdiam beku
dari tempatnya berdiri tegak
dengan kaki terpancang
serta sorot mata nanar
Menatap kesemrawutan
pada wajah negeri
yang entah kapan
berangsur-angsur pulih
Tugu Pancoran memahat
perjalanan dari masa ke masa
seiring irama denyut nadi kota
dalam bisingnya huru-hara
Menabuh gendang telinga
iringi liar tarian debu
singgah di bola mata
di siang yang terik
Serasa mencekik
di bawah terpaan pijar mentari
menjerang panas legamkan
kulit dengan seketika
Seberang Tugu Pancoran
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 21 April 2021 | 12:42
Â