Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pekik Camar dan Kenangan Samar

8 April 2021   10:07 Diperbarui: 8 April 2021   10:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Unsplash.com

Pekik Camar dan Kenangan Samar

Pekik Camar membahana menggema di angkasa raya membentur tebing-tebing curam mengapit, menabrak bebatuan karang di tengah lautan.

Sekawanan camar merekahkan kepak-kepak sayapnya kemudian terbang berputar-putar di ketinggian lalu dengan mata mendelik meluncur menukik.

Bermain di antara debur ombak serta sapuan gelombang memanjang, Celoteh camar dan deru ombak saling bersahutan. Mencipta harmoni alam.

Laut biru terbentang luas sejauh mata memandang, berpayung biru lazuardi megah tiada berbatas. Ditingkahi cercah camar putih riuh melengking.

Suara-suara alam dan semesta saling berpagutan, menyatu dalam selaras. Laut tak tak pernah sepi meramu kidung ajaibnya dalam gaduh.

Seiring pelepah-pelepah daun nyiur ditabuh angin segara, melambai dalam elok liukkan tariannya memanja sepasang netra teduhkan jiwa.

Akulah sang pecandu senja yang acapkali menyambangi pesisir pantai, menyapa liar ombak serta tajam karang dan menjejakan kaki telanjang.

Seraya menghirup helai demi helai kenangan yang karam diterjang air pasang dan terkubur di pusara perut bumi hingga Lenyap tak bersisa.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 08 April 2021 | 10:05

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun