Mohon tunggu...
Heny Heny
Heny Heny Mohon Tunggu... Administrasi - Ordinary people

Heny Heny

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Minus 19.5 ; Bekas Caesar & Hemorroid; BISA Melahirkan Normal (Spontan)

20 Desember 2015   00:55 Diperbarui: 23 Maret 2018   16:56 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Minus 19.5, Bekas Caesar & Hemorroid, BISA melahirkan Normal (Spontan).

** Tulisan ini ditulis ulang untuk menjaga kode etik profesi dan tanpa maksud tujuan komersial.

Saya seorang penderita hyper myopia (mata minus tinggi) sejak kecil. Pertama kali saya memakai kacamata pada usia 5-6 tahun dengan minu 5. Aneh nya.. di keluarga, tidak ada yang mengenakan kacamata, apalagi dengan minus tinggi seperti saya. Pemeriksaan rutin selalu saya lakukan setiap 1-2 tahun di dokter spesalis mata untuk sekedar kontrol dan pengecekan perubahan minus mata. Dokter mata ini rutin saya kunjungi dari usia belia tsb hingga saya dewasa.

Pada oktober 2015 yang lalu, Saya melahirkan anak kedua melalui persalinan normal (spontan). Rasanya sungguh luarrrr biasa.... di momen inilah saya baru merasakan betapa indahnya rasa sakit proses persalinan dan perasaan ajaib serta bahagia luar bisa merasakan manusia mungil keluar dari rahim saya. Sungguh perasaan yang tidak dapat diuraikan dengan kata-kata.

Kelahiran anak kedua ini cukup menghebohkan baik di keluarga maupun di rumah sakit, dikarenakan saya melahirkan normal dengan kondisi minus tinggi. Menurut informasi, belum pernah ada data yang menunjukan mengenai keamanan bagi hyper myopia ini untuk dapat melahirkan secara normal.

Pada masa kehamilan yang kedua ini, dari awal mula saya memang telah bertekad untuk melakukan persalinan secara alami (normal) walaupun pada anak pertama saya lakukan melalui operasi ceasar. Tentu banyak yang bertanya kenapa saya memilih melahirkan normal padahal yg anak pertama sudah caesar?. Tentu saja ada cerita nya… ^__^

Saya adalah pengguna kacamata yang setia, saya enggan menggunakan softlens karena perawatan nya yang menurut saya ribet pada waktu itu, dan juga softlens dengan minus tinggi selain mahal, lebih susah untuk didapatkan.


Sekitar tahun 2007, saya pernah mengalami gangguan penglihatan di mata kiri (saat itu minus 9.5) Lensa Mata sebelah kiri tertutup oleh cairan bening sehingga penglihatan menjadi tidak jelas. Saat saya berobat ke dokter spesialis mata langganan, saya baru mengetahui kondisi mata saya yang sesungguhnya.

Minus mata kanan & kiri saya ternyata berbeda jauh (Kanan -16; Kiri -9.5) dengan kondisi demikian, bila menggunakan kacamata maka mata sebelah kanan menjadi ‘lazy eye’. Hal ini dikarenakan pada penggunaan kacamata, perbedaan kanan dan kiri, maksimum adalah selisih 3 poin. Lebih dari itu penguna kacamata akan merasa pusing atau mual, hanya sedikit orang yang bisa mengenakan kacamata dengan selisih lebih dari itu. Dokter menyarankan saya untuk mengenakan Hard Lens atau Soft Lens agar mata kanan saya bisa bekerja, saat itu kacamata tidak bisa dipakai karena mata kiri dalam kondisi ‘sakit’ (buram) dan lensa yang ada untuk mata kanan tidak sesuai dengan kebutuhan mata kanan untuk melihat, lensa kanan kacamata saya hanya minus 11. Dokter juga mengatakan agar saya tetap menggunakan Hard/Soft Lens bila ingin kedua mata aktif bekerja.

Saat itu (Th. 2007) saya di-informasikan oleh dokter mata tersebut bahwa saya disarankan untuk tidak melakukan olahraga ekstrem dan melahirkan secara Caesar bila suatu saat nanti saya menikah dan hamil. Alasan dokter dikarenakan mata dengan minus tinggi sangat rentan dengan robeknya retina dan dapat menyebabkan kebutaan.

Untuk mengurangi resiko robeknya retina, pada tahun itu saya melakukan penguatan dinding retina dengan cara di-laser; penjelasan secara awam nya.. bagian dinding retina di-las agar lebih merekat pada dinding mata.

Saran dari dokter mata tersebut untuk melahirkan secara normal membuat saya sedih… Saya ingin sekali merasakan persalinan alami (normal) agar dapat merasakan keajaiban melahirkan. Saat itu saya terhibur oleh kata-kata Bunda tercinta, yang mengatakan persalinan caesar atau normal bukan hal penting, yang perlu di-ingat dan di-syukuri adalah saya masih bisa hamil. Hmm… Betul juga yah… ^__^

Kehamilan pertama di tahun 2011, kondisi minus mata saya pun berubah (kanan -18 dan kiri -10.5). Pada saat kehamilan pertama ini, saya pernah periksa ke Dokter Mata yang  berbeda, yaitu dokter ahli retina (Vitreoretinal) pada salah satu klinik mata di Jakarta. Dokter tsb sempat mengatakan bahwa tidak apa-apa bila saya ingin melahirkan dengan normal.

Namun dikarenakan masih simpang siur-nya informasi mengenai melahirkan normal dengan minus tinggi serta Dokter Kandungan saat itu juga tidak memberikan komentar, juga larangan orang tua, dan mengingat kembali saran dari dokter mata pertama yang menangani saya dari usia saya masih belia tersebut, membuat saya jadi tidak percaya diri dan ikut kuatir mengenai robek nya retina. Pada akhirnya keputusan persalinan saat adalah melalui Caesar.

Pada kehamilan pertama ini saya mulai mendapatkan hemorrhoid (ambeien) dikarenakan kehamilan besar, yang menurut informasi adalah hal yang umum.

Pada kehamilan kedua di tahun 2015, minus mata lagi-lagi mengalami perubahan (kanan -19.5 dan kiri -11). Saat ini saya masih mempunyai tekad untuk dapat melahirkan normal oleh karena itu dari awal mulai kehamilan, saya mulai browsing di internet untuk mencari informasi, salah satunya mencari dokter dan rumah sakit yang dapat mendukung saya mewujudkan keinginan saya tsb.

Pada triwulan pertama, saya sempat ganti hingga 3 dokter kandungan; sampai akhirnya saya menemukan rumah sakit swasta dengan salah satu dokter kandungan wanita nya yang cukup professional dan mampu membangkitkan percaya diri saya untuk melahirkan melalui persalinan alami. Keberuntungan yang saya alami lainnya adalah rumah sakit swasta ini sangat mendukung kelahiran normal, IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan program ASI Exclusive, inilah salah satu alasan saya mengapa memilih rumah sakit tsb. Sehingga saya bisa fokus hanya untuk pemeriksaan mata & retina saja.

Pemeriksaan retina saya lakukan 2x yaitu pada triwulan pertama kehamilan, dimana saya kembali ke klinik mata yang saya kunjungi pada kehamilan pertama, dengan dokter ahli retina yang sama (Vitreoretinal). Dokter ini tetap mengatakan hal yang sama, bahwa retina saya dalam kondisi baik dan tidak ada masalah bila ingin melahirkan dengan Normal.

Kemudian di triwulan kehamilan yang terakhir, saya meminta bantuan dari dokter kandungan saya, untuk mereferensikan dokter ahli retina (Vitreoretinal) yang lain untuk second opinion.

Ternyata dokter ahli retina yang kedua ini mengatakan hal yang sama, bahwa kondisi retina mata saya dan hasil laser di tahun 2007/2008 masih bagus; tidak masalah bila saya ingin melahirkan secara normal. Beliau pun menuliskan surat pengantar yang ditujukan kepada dokter kandungan  yang menyatakan bahwa kondisi retina mata saya tidak menjadi kendala (terlampir).

Pada minggu ke 37 kehamilan, dokter kandungan sempat memberikan informasi bahwa proses persalinan yang akan saya lalui akan lumayan panjang dikarenakan beberapa faktor seperti kepala bayi yang belum di jalur lahir, bekas operasi Caesar yang juga akan mempersulit proses tersebut. Beliau menanyakan apakah saya siap menghadapi proses persalinan normal yang panjang tersebut?. Tentu saja saya menjawab siap, bukankah akan sia-sia semua persiapan bila pada akhirnya saya memutuskan operasi Caesar?. Sedangkan hemorrhoid (ambeien) dari kehamilan pertama, pada kehamilan sekarang ini menjadi lebih besar. Namun menurut dokter ini tidak terlalu menjadi penghalang, hanya mungkin akan ikut keluar pada saat proses persalinan  nanti.

Saat yang dinantikan untuk kelahiran anak kedua tiba. Setelah merasakan sakitnya kontraksi selama lebih dari 36 jam, Dokter menyarankan agar saya di-induksi melalui infus agar saya tidak kehabisan tenaga menahan sakit kontraksi. Setelah di-infus, rasa sakit kontraksi mendadak semakin menjadi, sakitnya sungguh dashyat. Kira-kira setelah 20 menit di-infus, saya sudah tidak tahan dengan sakit nya.. dan sempat menyerah kemudian memutuskan untuk operasi caesar, namun Dokter dan juga Suami berusaha membujuk saya agar bersabar, serta mengingat persiapan yang telah dilakukan.

Ketika saya sudah tidak tahan dengan sakitnya dan meminta operasi Caesar, ternyata Tuhan punya rencana lain. Disaat Suami sedang mengurus administrasi operasi, di saat para bidan & suster sudah mempersiapkan saya untuk ke ruang operasi, hanya tinggal tunggu surat administrasi dari suami dan kedatangan dokter yang sudah dekat lokasi rumah sakit…  tiba-tiba saya merasakan sesuatu seperti mau keluar dari area bagian bawah saya, saat itu saya pikir ambeien keluar dan mungkin mau pecah…saya pun berteriak ke Bidan/Suster dengan nada panik. Bidan segera memeriksa dan kemudian langsung berteriak “Bukaan lengkap!!”. Saya kaget juga saat mendengar kalimat tsb, saya tidak menyangka kepala bayi sudah mau keluar.

Ruangan bersalin saat itu langsung berubah sibuk, semua bidan/suster yang bertugas langsung “kembali” mempersiapkan segala keperluan persalinan Normal… kebayang betapa repot dan sibuknya ruang persalinan saat itu bukan?. Dari persiapan normal, kemudian persiapan operasi Caesar dan kembali lagi persiapan persalinan Normal. ^___^

Setelah beberapa kali mengejan dan mengikuti arahan Bidan serta Dokter, Puji Tuhan akhirnya saya berhasil melahirkan anak kedua melalui proses persalinan Normal. Haru dan bahagia sekali rasanya melihat dan mendengar tangisan sang bayi.

Pada saat IMD dilakukan, melihat bayi mungil yang diletakkan di dada saya tsb, hanya ada rasa syukur dan takjub dengan kebesaran Tuhan. Sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa indahnya momen tersebut.

Pengecekan terakhir oleh para dokter setelah 40 hari masa nifas menyatakan bahwa kandungan saya baik-baik saja, bayi tumbuh sehat dengan ASI Exclusive dan Retina Mata dalam kondisi baik serta minus tidak berubah. Sedangkan untuk Hemorroid (ambeien) juga sudah kembali mengecil.

Tak ada kata-kata yang dapat mewakili betapa bangga dan bahagia serta bersyukurnya saya, dapat merasakan pengalaman indah dan menakjubkan tersebut. Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan Terima Kasih yang teramat sangat kepada semua pihak yang telah mendukung saya dalam perjalanan masa kehamilan & proses persalinan.

Terakhir.. tentu saja kepada Tuhan atas pengalaman indah yang tak mungkin terlupakan, dengan mengabulkan keinginan saya, memberikan kemudahan dan membukakan jalan dari awal masa kehamilan hingga proses persalinan.

Tips untuk dapat melahirkan secara alami dengan Hyper Myopia:

- Periksa kondisi mata dan retina pada ahli yang tepat, dalam kasus ini adalah dengan ahli retina (Vitreoretinal). Lakukan pemeriksaan pada awal kehamilan dan pada bulan terakhir kehamilan.

- Cari dokter yang mampu mendukung dan membangkitkan rasa percaya diri untuk melakukan persalinan alami.

- Berdoa pada Yang Maha Kuasa agar proses kehamilan lancar hingga dapat melahirkan secara alami.

- Dukungan keluarga, terutama suami.

Semoga sharing pengalaman ini bisa membantu para calon Ibu ataupun petugas kesehatan mengenai informasi melahirkan dengan minus tinggi.

= Terima kasih =

--- oOo ---

bukti-lahir-spontan-5ab4ce0ddd0fa8094e58c983.jpg
bukti-lahir-spontan-5ab4ce0ddd0fa8094e58c983.jpg
pesanan-pulang-5ab4cdd1bde575480072c175.jpg
pesanan-pulang-5ab4cdd1bde575480072c175.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun