Mohon tunggu...
Heny Heny
Heny Heny Mohon Tunggu... Administrasi - Ordinary people

Heny Heny

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Minus 19.5 ; Bekas Caesar & Hemorroid; BISA Melahirkan Normal (Spontan)

20 Desember 2015   00:55 Diperbarui: 23 Maret 2018   16:56 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehamilan pertama di tahun 2011, kondisi minus mata saya pun berubah (kanan -18 dan kiri -10.5). Pada saat kehamilan pertama ini, saya pernah periksa ke Dokter Mata yang  berbeda, yaitu dokter ahli retina (Vitreoretinal) pada salah satu klinik mata di Jakarta. Dokter tsb sempat mengatakan bahwa tidak apa-apa bila saya ingin melahirkan dengan normal.

Namun dikarenakan masih simpang siur-nya informasi mengenai melahirkan normal dengan minus tinggi serta Dokter Kandungan saat itu juga tidak memberikan komentar, juga larangan orang tua, dan mengingat kembali saran dari dokter mata pertama yang menangani saya dari usia saya masih belia tersebut, membuat saya jadi tidak percaya diri dan ikut kuatir mengenai robek nya retina. Pada akhirnya keputusan persalinan saat adalah melalui Caesar.

Pada kehamilan pertama ini saya mulai mendapatkan hemorrhoid (ambeien) dikarenakan kehamilan besar, yang menurut informasi adalah hal yang umum.

Pada kehamilan kedua di tahun 2015, minus mata lagi-lagi mengalami perubahan (kanan -19.5 dan kiri -11). Saat ini saya masih mempunyai tekad untuk dapat melahirkan normal oleh karena itu dari awal mulai kehamilan, saya mulai browsing di internet untuk mencari informasi, salah satunya mencari dokter dan rumah sakit yang dapat mendukung saya mewujudkan keinginan saya tsb.

Pada triwulan pertama, saya sempat ganti hingga 3 dokter kandungan; sampai akhirnya saya menemukan rumah sakit swasta dengan salah satu dokter kandungan wanita nya yang cukup professional dan mampu membangkitkan percaya diri saya untuk melahirkan melalui persalinan alami. Keberuntungan yang saya alami lainnya adalah rumah sakit swasta ini sangat mendukung kelahiran normal, IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan program ASI Exclusive, inilah salah satu alasan saya mengapa memilih rumah sakit tsb. Sehingga saya bisa fokus hanya untuk pemeriksaan mata & retina saja.

Pemeriksaan retina saya lakukan 2x yaitu pada triwulan pertama kehamilan, dimana saya kembali ke klinik mata yang saya kunjungi pada kehamilan pertama, dengan dokter ahli retina yang sama (Vitreoretinal). Dokter ini tetap mengatakan hal yang sama, bahwa retina saya dalam kondisi baik dan tidak ada masalah bila ingin melahirkan dengan Normal.

Kemudian di triwulan kehamilan yang terakhir, saya meminta bantuan dari dokter kandungan saya, untuk mereferensikan dokter ahli retina (Vitreoretinal) yang lain untuk second opinion.

Ternyata dokter ahli retina yang kedua ini mengatakan hal yang sama, bahwa kondisi retina mata saya dan hasil laser di tahun 2007/2008 masih bagus; tidak masalah bila saya ingin melahirkan secara normal. Beliau pun menuliskan surat pengantar yang ditujukan kepada dokter kandungan  yang menyatakan bahwa kondisi retina mata saya tidak menjadi kendala (terlampir).

Pada minggu ke 37 kehamilan, dokter kandungan sempat memberikan informasi bahwa proses persalinan yang akan saya lalui akan lumayan panjang dikarenakan beberapa faktor seperti kepala bayi yang belum di jalur lahir, bekas operasi Caesar yang juga akan mempersulit proses tersebut. Beliau menanyakan apakah saya siap menghadapi proses persalinan normal yang panjang tersebut?. Tentu saja saya menjawab siap, bukankah akan sia-sia semua persiapan bila pada akhirnya saya memutuskan operasi Caesar?. Sedangkan hemorrhoid (ambeien) dari kehamilan pertama, pada kehamilan sekarang ini menjadi lebih besar. Namun menurut dokter ini tidak terlalu menjadi penghalang, hanya mungkin akan ikut keluar pada saat proses persalinan  nanti.

Saat yang dinantikan untuk kelahiran anak kedua tiba. Setelah merasakan sakitnya kontraksi selama lebih dari 36 jam, Dokter menyarankan agar saya di-induksi melalui infus agar saya tidak kehabisan tenaga menahan sakit kontraksi. Setelah di-infus, rasa sakit kontraksi mendadak semakin menjadi, sakitnya sungguh dashyat. Kira-kira setelah 20 menit di-infus, saya sudah tidak tahan dengan sakit nya.. dan sempat menyerah kemudian memutuskan untuk operasi caesar, namun Dokter dan juga Suami berusaha membujuk saya agar bersabar, serta mengingat persiapan yang telah dilakukan.

Ketika saya sudah tidak tahan dengan sakitnya dan meminta operasi Caesar, ternyata Tuhan punya rencana lain. Disaat Suami sedang mengurus administrasi operasi, di saat para bidan & suster sudah mempersiapkan saya untuk ke ruang operasi, hanya tinggal tunggu surat administrasi dari suami dan kedatangan dokter yang sudah dekat lokasi rumah sakit…  tiba-tiba saya merasakan sesuatu seperti mau keluar dari area bagian bawah saya, saat itu saya pikir ambeien keluar dan mungkin mau pecah…saya pun berteriak ke Bidan/Suster dengan nada panik. Bidan segera memeriksa dan kemudian langsung berteriak “Bukaan lengkap!!”. Saya kaget juga saat mendengar kalimat tsb, saya tidak menyangka kepala bayi sudah mau keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun