Mohon tunggu...
Heny RohqiSetiawati
Heny RohqiSetiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak Farmasi

Pejuang masa depan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisahku di 2021

27 Oktober 2021   14:29 Diperbarui: 27 Oktober 2021   14:31 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perkenalkan, namaku Heny, saat ini aku berusia 19 tahun dan ini adalah kisah hidupku yang ku alami dalam satu tahun terakhir, tahun dimana aku merasa bahwa ini adalah tahun terberat dalam hidupku. Di tahun ini, tepatnya tahun 2021 banyak peristiwa yang tidak diinginkan terjadi padaku. Peristiwa itu berawal sejak awal tahun, dimana saat itu aku didiagnosa oleh dokter bahwa aku terkena penyakit radang kelenjar getah bening yang hampir saja mengharuskanku untuk melakukan tindakan operasi. Hal ini ku ketahui saat aku memutuskan untuk periksa lebih lanjut kepada dokter mengenai kondisi gejala yang beberapa hari sebelumnya kurasakan. Awalnya, aku berpikir bahwa aku hanya mengalami infeksi pada telinga, sebab gejala yang kurasa berupa seringnya merasa sakit pada bagian telinga hingga  akhirnya di bagian leher mulai muncul benjolan. Saat aku mengetahui kondisi yang sebenarnya bahwa aku terkena radang kelenjar getah bening membuatku  syok dan tidak percaya  akan hal itu.

Semenjak itu, aku rutin mengonsumsi obat dan melakukan pemeriksaan tiap minggunya untuk mengetahui perkembangan dari benjolan yang ada di leherku tersebut, sebab dokter telah mengatakan jika benjolan tersebut tidak menunjukkan perubahan dengan mengecil atau hilang, maka dengan terpaksa harus dilakukan operasi. Mendengar hal ini, aku semakin dihantui rasa cemas "bagaimana jika nanti memang aku harus melakukan operasi untuk mengangkat benjolan yang ada pada leherku". Dan seiring berjalannya waktu  dengan terus mengonsumsi obat yang diberi oleh dokter, aku mendapat kabar baik bahwa benjolan di leherku kian mengecil bahkan hilang dan aku dinyatakan sembuh tanpa harus operasi. Hal ini, sangat membuatku merasa senang dan amat bersyukur.

Namun, dengan tidak disangka-sangka setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali dihadapkan oleh keadaan yang kurang menyenangkan, keadaan yang membuat diriku kembali merasa takut dan cemas. Dimana, tepat seminggu sebelum lebaran idul fitri, aku mengalami musibah kecelakaan yang mengakibatkan tulang pada pergelangan tangan kiri ku patah dan harus dioperasi. Hal ini membuatku sangat sedih dan bahkan aku sempat berharap bahwa ini hanyalah mimpi buruk ku, tetapi kenyataannya apa yang ku alami itu memang benar-benar terjadi. Dan setelah mendapat penanganan awal, tibalah waktunya untuk aku menjalankan proses operasi  pemasangan pen pada pergelangan tangan kiri. Aku dan orang tuaku hanya bisa berharap agar operasi saat itu dapat berjalan lancar.

Dan setelah operasi berhasil dilakukan, aku mulai merasa sedikit bisa bernafas lega. Namun, aku masih dibuat tidak tenang , karena aku merasa bahwa dengan kondisi ku yang seperti sekarang akan menimbulkan adanya keterbatasan bagiku dalam melakukan berbagai aktivitas, terutama dalam menjalankan perkuliahan. Jadi, saat ini aku sedang menempuh pendidikan diploma farmasi di salah satu sekolah tinggi kesehatan di Indonesia. Dengan kondisi yang baru saja melakukan operasi akibat patah tulang tentu membuatku berfikir bahwa aku tak bisa leluasa melakukan apapun seperti orang pada normalnya, akan ada keterbatasan bagiku untuk itu dan bahkan orang tuaku pun menyarankan agar aku mengambil cuti kuliah untuk sementara.

Namun, aku merasa amat sayang jika aku harus menunda kuliahku, terlebih saat itu pelaksanaan ujian akan sudah dekat sehingga dengan kondisi yang seperti itu dan masih dalam masa pemulihan, aku memutuskan untuk tetap menjalankan rutinitas perkuliahan, meskipun memang tidak bisa ku lakukan secara maksimal. Satu sampai dua minggu pertama, aku mencoba untuk membiasakan diriku dengan keadaan yang memang tidak seperti biasanya dalam beraktivitas, karena aku hanya dapat menggunakan salah satu tanganku untuk melakukan segala sesuatunya. Dan setelah aku memutuskan untuk tetap mengikuti perkuliahan, tibalah saatnya pelaksanaan ujian, dimana ada satu ujian yang benar-benar membuatku ragu apakah aku bisa mengikuti ujian tersebut dengan baik dalam kondisi seperti ini, ujian itu adalah ujian praktek meracik obat.

Dengan rasa keraguan dalam diriku bahwa aku bisa melaksanakan ujian ini dengan baik atau tidak, aku tetap memilih untuk mencoba mengikutinya meskipun dengan keterbatasan yang ada pada diriku saat itu. Dan dengan hasil yang tak ku sangka-sangka, ternyata aku berhasil untuk mendapatkan nilai yang cukup memuaskan pada ujian tersebut, aku sangat merasa senang. Hal ini, menyadarkan ku bahwa selagi kita memiliki kemauan dan usaha yang kuat untuk meraih apa yang kita inginkan, maka insyaallah akan ada jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun