Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Limbah Sayur dari Dapur, Karakter dan Manfaatnya untuk Pupuk Organik

8 Maret 2025   17:43 Diperbarui: 10 Maret 2025   07:28 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi limbah organik dari Dapur untuk kompos (Sumber Foto Shutterstock/Marina Lohrbach via Kompas.com). 

Limbah sayuran dari dapur banyak melimpah bisa berupa potongan dedaunan, ranting, pelepah, cangkang. Bahkan sering kali terjadi, sayuran yang terbuang karena basi. 

Semuanya adalah limbah organik sebagai komponen hijau yang memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik atau kompos yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. 

Proses pembuatan pupuk organik atau kompos adalah proses biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Maka sangat jelas bahwa mutlak kaidah mikrobiologis harus dipenuhi dalam proses pembuatannya. 

Berbeda dengan proses kimia, proses mikrobiologis terjadi terutama karena adanya peran mikroba sehingga kondisinya harus diupayakan agar aktivitas mikroba aktif yang digunakan ada dalam kondisi optimum. 

Limbah sayuran dari dapur pada umumnya mengandung bahan organik berupa selulosa, hemiselulosa, sedikit protein dan vitamin serta mineral mikro. 

Dengan karakter kandungan selulosa dan hemiselulosa yang dominan, limbah sayuran ini membutuhkan penanganan tertentu untuk dibuat kompos. 

Begitu juga potensi kandungan Kalium yang ada dalam kulit pisang atau kandungan Calcium dalam cangkang telur bisa melengkapi proses pengomposan sehingga produk komposnya sudah mengandung nutrisi mineral bagi tanaman. 

Sebenarnya selain sayuran, ada limbah dapur yang biasanya dibuang begitu saja yaitu ampas kopi. Padahal menurut beberapa sumber menyebutkan ampas kopi ini mengandung Nitrogen yang bisa juga sebagai asupan bagi proses pengomposan. 

Adanya asupan Nitrogen bisa mempercepat proses degradasi bahan yang banyak mengandung selulosa dengan rantai karbon yang kompleks. 

Proses pengomposan yang berlangsung secara alami bisa butuh waktu berbulan-bulan, tapi dengan menggunakan bioaktivator sebagai dekomposer, maka proses pengomposan bisa dipercepat hanya dalam dua atau tiga bulan saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun