Namun saat itu Juraij lebih mementingkan shalatnya dan tidak memenuhi panggilan ibunya. Akhirnya ibunya mendoakan keburukan padanya dan terkabul.Â
Imam An Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa para ulama mengatakan dalil yang benar adalah memenuhi panggilan ibu, karena Juraij sedang melakukan shalat sunnah.Â
Dia malah terus melanjutkan shalat yang hukumnya sunnah, tidak wajib. Sedangkan menjawab panggilan ibu dan berbuat baik kepadanya, itu hukumnya wajib, dan mendurhakainya itu adalah haram.Â
Kisah Juraij ini semakin menegaskan Ibu adalah yang utama menjadi prioritas. Anak lelalki adalah milik ibunya yang memiliki kewajiban merawatnya. Hal ini juga tertuang dalam sebuah hadis Rasulullah SAW.Â
Mari kita simak dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?Â
Rasulullah menjawab, Suaminya (apabila sudah menikah). Kemudian Aisyah kembali bertanya, siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki? Dengan tegas Rasulullah menjawab, "Ibunya." (Hadis Riwayat Muslim).
Walaupun sudah menikah, anak lelaki adalah hak ibunya, bukan istrinya. Hal ini yang harus dipahami oleh para istri bahwa suaminya adalah milik ibunya.Â
Ibu merupakan sosok yang dekat dengan kasih sayang, kedamaian, pengorbanan, dan pengabdian yang tulus tanpa pamrih. Wajar memang jika seorang ibu akan mencurahkan segenap perhatiannya untuk anak-anaknya.Â
Oleh karena itu dalam Islam seorang anak lelaki wajib memberikan pengabdian penuh kepada ibunya. Karena anak lelaki adalah milik ibunya.Â
Berbahagialah mereka yang saat ini masih memiliki sosok seorang Ibu. Jaga dan rawatlah Ibunda dengan penuh kasih sayang, penuh cinta tulus. Dengan demikian SurgaNya sudah ada dalam genggaman bagi sosok anak yang berbakti kepada Ibunya.Â
Salam bahagia @hensa17.Â