Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fiksi Teenlit: Cinta Satrio Bayu di Balik Buku

13 November 2020   15:37 Diperbarui: 15 November 2020   16:19 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Intan semakin lama semakin cantik semakin aku tidak mampu untuk menahan rasa cintaku padamu tapi sayangnya aku bukan orang yang tepat untukmu"

Malam itu sepulang rapat Karang Taruna di Kelurahan, Bayu merasa kaget dan terkejut luar biasa ketika dia melihat ada mobil BMW parkir di depan rumahnya. Intan. Ya ternyata betul di ruang tamu Intan sudah menunggunya dari tadi.

"Intan sudah lama menunggu ya ?" Tanya Bayu ramah.

"Baru saja kok Bayu." Intan menjawab sambil tersenyum.

"Oh ya Bayu. Aku mau tanya PR Kimia yang tadi siang itu sungguh aku benar-benar tidak bisa," kata Intan.

"Okey kebetulan aku juga belum mengerjakannya bagaimana kalau kita kerjakan bersama-sama," ajak Bayu. Intan mengangguk kembali sambil tersenyum manis.


Gadis ini memang cantik sekali dengan rambut panjang terurai menambah aura kecantikan-nya. Bayu benar-benar masih terpukau dengan kehadiran Intan ini.

"Maaf Bayu, aku tidak memberitahu lebih dulu mau datang ke rumahmu," kata Intan.

"Iya gak apa apa, tapi kok kamu tahu rumahku di sini? Tadi tidak nyasar kekampung sebelah?" Bayu bercanda sambil tertawa.

"Aku tanya kepada Maya dan tadi memang Pak Safei sempat nyasar ke jalan buntu sebelah sana," kata Intan. Mendengar ini mereka berdua tertawa. Pak Safei adalah nama sopirnya Intan.

Maka malam itu kedua sejoli ini belajar bersama mengerjakan PR Kimia. Sungguh akrab mereka kadang-kadang serius membahas soal-soal kimia tapi juga di tengah-tengah keseriusan ada selingan canda dan tawa. Tanpa terasa waktu sudah begitu malam dan Intan pun segera pamit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun