Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fiksi Teenlit: Cinta Satrio Bayu di Balik Buku

13 November 2020   15:37 Diperbarui: 15 November 2020   16:19 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat pagi, Bayu!" Sapa Intan.

"Selamat pagi, Intan!"

Bayu terpana melihat Intan yang pagi itu semakin cantik saja. Gadis manis berseragam putih abu abu, rambut panjang terurai, tersenyum penuh dengan ramah. 

Mahluk cantik ini benar-benar membuat Bayu terkagum-kagum. Sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakannya dan berbahagialah laki-laki yang diizinkan untuk memilikinya, suara hati Bayu berbisik ditengah-tengah ketidak berdayaannya.

"Bayu, ini Buku Harianmu tertinggal di rumahku kemarin!" Kata Intan. 

Mendengar ini seperti ada petir menyambar. Bayu sangat terkejut dan gugup. Oh Tuhan itu Buku Harianku ada ditangan Intan.


"Maafkan Bayu, aku sudah membaca semuanya dan aku juga tidak kuasa menahan perasaanku maka akupun menulis semua rasa hati ini dalam Buku Harianmu," Kata Intan sambil menyerahkan Buku Harian itu ke tangan Bayu.

Rasa terpana Bayu semakin menjadi jadi ketika dia membayangkan bagaimana Intan sudah mengetahui semua isi hatinya. Bayu menerima uluran tangan Intan dan sekarang buku itu ada dalam genggamannya lagi.

Malam itu Bayu mulai membuka lembar demi lembar Buku Hariannya dan pada lembaran terakhir Bayu melihat tulisan Intan terukir dengan indah.

"Membaca Buku Harianmu aku sampai menangis terharu. Namun air mata itu adalah air mata kebahagiaan. Bayu aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Sejak kelas satu dulu aku sebenarnya sudah mengagumimu." 

"Kau seorang pemuda idamanku yang sederhana, bersahaja namun punya cita-cita yang besar yang jarang dipunyai pemuda-pemuda lain. Kau sangat berbeda dengan pemuda-pemuda yang selama ini aku kenal. Mereka hanya suka berfoya foya menghabiskan harta orang tuanya. Mereka tidak pernah menghargai jerih payah orang tuanya mendapatkan harta itu." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun